Diterima KSP, Garda NKRI Siap Kawal Pemerintah Cegah Paham Radikalisme
Perwakilan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Garda NKRI menyambangi Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Garda NKRI menyambangi Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Kedatangan mereka disambut baik oleh Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Eko Sulistyo di Kantor Kepresidenan.
Dalam pertemuan tersebut mereka menyampaikan beberapa poin rekomendasi hasil Jambore Nasional Mahasiswa yang diinisiasi Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) di Cipayung Bogor Jawa Barat.
Salah satunya adalah mendukung upaya pemerintah dalam hal ini menjaga ideologi Pancasila, kebhinnekaan dan mendukung pemberantasan paham radikalisme di negara kesatuan Republik Indonesia.
"Empat poin ini menjadi isu penting yang sudah disepakati bersama di Jambore Nasional Garda NKRI di Cipayung Bogor. Salah satunya adalah pentingnya menjaga dan mengamalkan Pancasila ditengah kondisi bangsa yang belakangan ini masih saja berkutat pada isu perbedaan maupun keberagaman," ujar salah satu inisiator Garda NKRI Haris Pertama.
Selain Haris, korwil Garda NKRI lainnya juga ikut menghadiri saat bertemu langsung dengan KSP. Mereka adalah perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia Fino Mongkau (Sulawesi), Firman Firdhousi (Jawa tengah dan Yogyakarta), Ach. Mawardi Azkiya (Jawa Timur / Ketua panitia Jambore), Abdussalam Hehanusa (Maluku), Aris Nurhuda (Kalimantan Timur), Joko Apriyanto, Michael Djamal, Kosim Rahman, Robby Darwis, Husnan Muhammad, Muzamil dan Ade Adriansyah Utama.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengapresiasi pemerintah yang sudah menerbitkan Perppu ormas untuk membubarkan ormas anti Pancasila. Menurut dia, para mahasiswa siap menjadi garda terdepan untuk mensosialisasikan dalam pencegahan paham radikalisme dan anti Pancasila terutama yang masuk kampus.
"Tujuannya jangan sampai paham itu menular pada para mahasiswa. Yang sudah dibubarkan akan kita rangkul dan lakukan pembinaan agar tidak berkhianat pada Pancasila dan NKRI itu sendiri," tuturnya.
Dia juga mengusulkan agar tempat pendidikan seperti Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta bisa membekali para mahasiswanya dengan berbagai kegiatan seperti bela negara dan wawasan kebangsaan.
"Kita berharap bersama agar Indonesia bisa bebas dari paham radikalisme dan selalu menjaga serta merawat nilai kebhinnekaan. Kami menolak aliran maupun kelompok atau ormas yang merongrong NKRI dan pemerintahan yang sah," jelasnya.
"Keberhasilan Indonesia merdeka dan bertahan hingga saat ini tak lepas dari Pancasila yang menjadi ideologi bangsa. Pancasila itu sakti, dan mampu mencakup semua sendi kehidupan manusia," terang dia.
Haris menambahkan dalam waktu dekat Garda NKRI akan mendeklarasikan di 22 Provinsi di Indonesia.
Ketua Jambore Nasional Garda NKRI yang juga korwil Jawa Timur Mawardi mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat deklarasi Garda NKRI akan digelar di berbagai wilayah Provinsi Indonesia.
"Jawa Timur siap melanjutkan dengan deklarasi Garda NKRI. Ini merupakan langkah untuk menjaga soliditas gerakan mahasiswa dan bisa menciptakan maupun terobosan untuk tetap menjaga ideologi Pancasila," sebutnya.
"Pokoknya semua (22 Provinsi) dalam waktu dekat akan serentak menggelar deklarasi Garda NKRI. Sebab Pancasila adalah pemersatu, jika tanpa Pancasila kita akan hancur dan tidak akan menjadi siapa-siapa," tandasnya.
Sementara itu, Deputi IV Eko Sulistyo mengapresiasi pembentukan Garda NKRI ini. Dia berharap ke depan bisa menjadi barisan terdepan untuk melawan setiap bentuk radikalisme di negara Indonesia.