Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Manuver Cerdas Dalam Tekanan Kasusnya, HT Balik Dukung Jokowi

Hubungan HT dengan kelompok sektarian seperti para aktivis 212, yang keras mengkritik Presiden Jokowi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Manuver Cerdas Dalam Tekanan Kasusnya, HT Balik Dukung Jokowi
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Pengamat politik Boni Hargens saat ditemui usai menjadi narasumber dalam diskusi publik bertajuk 'Korupsi dan Kekuasaan: Membaca Sejarah, Mengenang para Sengkuni' di Cheese Cake Factory, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016). 

Karir politiknya dimulai sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem pada 9 Oktober 2011. Namun Hary memutuskan mundur pada 21 Januari 2013.

Saat itu alasan Hary mundur karena memiliki perbedaan visi dan misi dengan Ketua Dewan Majelis Nasional Partai NasDem, Surya Paloh, yang kini menjabat Ketua Umum NasDem, ketika Surya Paloh mengambil alih kendali partai.

Pengusaha media itu pun kemudian bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Minggu (17/2/2013), Hary mengumumkannya kepada publik di kantor Dewan Pimpinan Pusat Hanura.

Tak sampai setahun masuk ke Partai Hanura, pengusaha Hary langsung dilantik sebagai Ketua Bapilu partai tersebut. Alasan pengangkatan, Hary, pengusaha media, memiliki modal politik yang besar.

Hal ini diungkapkan oleh politisi Hanura, Yuddy Chrisnandi, mantan Ketua Bappilu, saat dihubungi, Rabu (3/7/2013).

Yuddy tak menampik tudingan bahwa keberadaan Hary Tanoe sebagai Ketua Bapilu sangat diperlukan terutama dari segi modal politik yang besar.

“Kalau Pak HT diberikan amanah yang besar, siapa tahu bisa lebih all out untuk membesarkan partai. Bisa dari iklan karena Pak HT kan juga pusat aset Hanura apalagi dikabarkan dia punya kekayaan triliuan yang siap untuk jadi modal politik,” imbuh mantan politisi Partai Golkar ini.

BERITA REKOMENDASI

Tak lama setelah dilantik sebagai Ketua Bapilu Partai Hanura, Hary dipilih menjadi bakal cawapres, mendampingi Ketua Umum Wiranto yang maju sebagai bakal capres. Deklarasi pasangan ini digelar pada Selasa (2/7/2013) kemarin, di Hotel Mercure, Jakarta Pusat.

Namun suara yang didapatkan Hanura di pileg tidak memungkinkan bagi pasangan itu untuk maju. Hary pun memutuskan mundur dari Hanura.

Saat pasangan capres dan cawapres sudah mengerucut menjadi dua pasang, Hary dan Wiranto mendukung pasangan yang berbeda. Hary mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Sedangkan Wiranto bersama Hanura mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Usai Pemilihan Presiden (Pilpres), Hary sempat menghilang beberapa bulan dari dunia politik. Namun, pemilik Grup MNC ini sempat muncul kembali saat memperkenalkan partai barunya Partai Persatuan Indonesia (Perindo) kepada publik pertengahan tahun ini.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas