Said Aqil: NU Tidak Bertanggung Jawab Jika FDS Diberlakukan Akan Muncul Anak-anak Radikal
Karena menurut Said Aqil, adanya peraturan full day school akan mengancam keberadaan pesantren dan madrasah diniyah.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatiul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menegaskan bahwa pihaknya menolak keras wacana sekolah lima hari atau full day school (FDS) yang di gaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Karena menurut Said Aqil, adanya peraturan full day school akan mengancam keberadaan pesantren dan madrasah diniyah.
"Sekolah lima hari atau full day school membuat anak tidak mengerti akhlak. Madrasah akan tutup dan anak-anak tidak memiliki jati diri," kata Said Aqil di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (10/8/2017) malam.
Said Aqil menilai, jika madrasah dan pesantren tutup, maka dirinya memprediksi bakal muncul paham radikal. Menurutnya, karakter bangsa akan hilang jika tidak ada pesantren dan madrasah.
"Betapa pesantren telah berhasil membangun karakter bangsa. NU tidak bertanggung jawab kalau muncul anak-anak radikal," tegasnya.
Saiq Aqil pun berharap Presiden Joko Widodo tidak menerbitkan peraturan presiden mengenail full day school. Dirinya pun telah menyampaikan mengenai keberatan full day school tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.