Menteri Basuki Jelaskan Penggunaan Teknologi Untuk Pembangunan Infrastruktur Nasional
Pembangunan infrastruktur PUPR juga menjadi tulang punggung untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di atas 5% pada tahun 2018.
Editor: Content Writer
Teknologi tersebut dipakai saat membangun Flyover Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 4 bulan.
Dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak, digunakan teknologi Vacuum Preloading guna menaikkan tegangan efektif tanah dan mempercepat proses konsolidasi tanah lunak.
Teknologi ini telah diterapkan pada pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya dan akan diaplikasikan di Jalan Tol Pemalang-Batang.
Beberapa teknologi lain yang telah dimanfaatkan untuk mengatasi tanah lunak dan muka air yang tinggi adalah penggunaan struktur slab on piles sebagai sistem bentang sederhana dan atau sistem bentang integral.
Teknologi ini telah menunjukkan kinerjanya, antara lain, pada Jalan Tol Bali- Mandara yang indah menyusuri pantai dan Jalan Tol Sedyatmo.
Teknologi lain yang telah berhasil diterapkan untuk membangun struktur jalan susun ditengah kondisi lalu lintas yang padat adalah Teknologi Sosrobahu, yang telah digunakan pada struktur Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Tol Metro-Manila dan akan diterapkan pada Jalan Tol Elevated Jakarta-Cikampek II.
Di bidang Perumahan dan Permukiman, sistem modular juga akan digunakan dalam membangun rumah susun mulai tahun 2018. Keunggulannya dari segi biaya lebih hemat 19 persen dan teknologinya sederhana sehingga memudahkan pengendalian kualitas.
Menteri Basuki juga meminta dukungan seluruh elemen bangsa termasuk civitas akademika ITB dan mahasiswa dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur. Dirinya juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa ITB untuk melakukan pelatihan pada proyek-proyek yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR.
"Tinggal pilih saja mau ke bendungan, jalan tol, atau lainnya, tidak perlu ke luar negeri," pungkasnya. (*)