Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duit Suap Keruk Pelabuhan Diduga Sering Dipakai untuk 'Jajan' PSK? Ini Jawaban Dirjen Hubla

Tonny diduga kerap menggunakan kartu-kař ATM pemberian pengusaha itu untuk "jajan" PSK dan pembayaran sewa kamar beberapa hotel.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Duit Suap Keruk Pelabuhan Diduga Sering Dipakai untuk 'Jajan' PSK? Ini Jawaban Dirjen Hubla
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono (rompi oranye) ditahan petugas KPK di Rutan Pomdam Jaya Guntur Jakarta, Kamis (25/8/2017), usai terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) penerimaan suap sebesar Rp20,074 miliar terkait proyek di Kemenhub sepanjang 2016-2017. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Antonius Tonny Budiono terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) petugas KPK.

Antonius Tonny Budiono tertangkap dengan barang bukti dugaan suap 33 ransel berisi Rp18,9 miliar dan empat kartu ATM bersisa saldo Rp1,174 miliar di dalam mess tempat tinggalnya, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Sebanyak 33 ransel berisi uang Rp18,9 miliar itu dikumpulkan oleh Tonny selama dua tahun terakhir dari beberapa pengusaha terkait sejumlah perizinan dan penggarapan proyek di lingkungan Ditjen Hubla Kemenhub sepanjang 2016-2017.

Sementara, empat kartu ATM dengan identitas rekening fiktif bersaldo Rp1,174 miliar juga didapatnya dari beberapa pengusaha terkait sejumlah proyek pengerukan pelabuhan.

Satu di antara ATM tersebut didapatnya dari Komisari PT Adhiguna Keruktama (PT AGK), Adiputra Kurniawan, selaku penggarap proyek pengerukan di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengungkapkan, dari penelusuran pihaknya, ditemukan penggunaan keempat kartu ATM untuk sejumlah keperluan pribadi dan anak dari Tonny.

Di antaranya Tonny kerap menggunakan kartu-kartu ATM tersebut untuk pembayaran booking atau menginap di beberapa hotel di Jakarta.

Berita Rekomendasi

Namun, Basaria enggan menjelaskan lebih lanjut dalam rangka apa Tonny sering menggunakan kartu-kartu ATM tersebut di hotel.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, diketahui Tonny kerap menggunakan kartu-kař ATM pemberian pengusaha itu untuk "jajan" PSK dan pembayaran sewa kamar beberapa hotel berbeda di ibukota.

"Tiap minggu si ATB selalu 'jajan' dengan ATM dari rekening itu," ujar sumber di KPK.

Menurutnya, minimal Tonny sekali dalam seminggu "jajan" PSK dan membuka kamar hotel.

Salah satu hotel tempat "piknik malam" Tonny itu ada di kawasan Kota, Jakarta.


Setelah terjaring OTT dan dilakukan pemeriksaan, Tonny dan Adiputra Kurniawan dijebloskan ke tahanan berbeda pada Jumat (25/8/2017) dini hari.

Tonny mengakui 33 tas ransel berisi Rp18,9 miliar dan empat kartu ATM dengan sisa salso Rp1,174 miliar adalah pemberian dari sejumlah pengusaha sejak 2016 sampai 2017.

Uang lebih Rp20 miliar itu didapatnya karena telah membantu para pengusaha "membereskan" para mafia yang kerap mengganggu perizinan dan proyek kemaritiman, termasuk proyek infrstruktur pelabuhan.

Lantas, Tonny mengaku hilaf sampai menerima uang sebanyak itu yang diakuinya telah melanggar hukum.

Ia menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kesalahannya menerima suap ini.

Tonny membantah sebagian dana suap di empat kartu ATM itu telah digunakannya untuk keperluan anaknya.

Ia mengaku keempat kartu ATM selalu ada di dirinya dan digunakan untuk keperluan pribadi.

Meski begitu, dia membantah sebagian dana dari empat kartu ATM itu sering digunakan untuk membayar jasa PSK dan biaya sewa hotel.

"Enggak, enggak. Kamu kata siapa," jawab Tonny saat dikonfirmasi Tribun.

Tonny hanya mengaku, sejumlah dana suap dari para pengusaha telah digunakannya untuk kegiatan sosial.

Dan terakhir sisa dana pemberian dari para pengusaha tersisa Rp18,9 miliar di dalam 33 ransel dan koper.

"Saya tujuannya (penggunaan uang) untuk operasional. Kadang-kadang saya ada kebutuhan untuk yatim piatu saya nyumbang, kemudian juga saya nyumbang untuk perbaiki gereja rusak. Terus, ada juga untuk sekolahan rusak," kata dia.

"Saya nyumbang untuk kebutuhan kebutuhan sosial," imbuhnya.

Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengakui ada sejumlah transaksi yang dilakukan oleh Tonny dengan menggubakan keempat kartu ATM itu.

"Saya belum mendapat informasi resmi atau rinci perihal penggunaan keempat kartu ATM itu," kata Febri.

Antonius Tonny Budiono diangkat menjadi Dirjen Hubla semasa Menteri Perhubungan Ignatius Jonan. Pria 59 tahun akan pensiun pada tahun depan.

Dia tinggal seorang diri di mess Perwira Bahtera Suaka, kawasan Gunung Sahari, Jakpus, yang sederhana dan kusam.

Ketua RT setempat, Suroto mengatakan, Tonny tinggal di rumah dinas di mess nya hampir setiap Senin sampai Jumat. Dan Tonny tidur di rumah pribadinya pad akhir pekan.

Meski begitu, warga sekitar jarang bertemu dengan Tonny. Sebab, dia sering pulang ke rumah mess nya pada malam hari. Dan dia beralasan sibuk bekerja sehingga terlihat jarang di rumah.

Dan Tonny pun terlihat lebih sering menumpangi taksi online dan konvensional saat pulang dari kantor.

"Pulang kadang sore kadang malam. Pernah saya ketemu jam 12 malam," tutur Suroto. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas