Indonesia Menghadapi Ancaman Perang Generasi Keempat
Acaman perang senjata non militer ini sangat berbahaya karena yang diserang sendi-sendi dasar negara, sistem nilai dan tatanan institusional kebudaya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketua Umum PP Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) Pontjo Sutowo menyatakan, Indonesia menghadapi ancaman perang generasi keempat (perang G-4).
Bahkan, ancaman perang senjata non militer ini sangat berbahaya karena yang diserang sendi-sendi dasar negara, sistem nilai dan tatanan institusional kebudayaan.
"Jadi ada musuh baik dari dalam negeri maupun luar negeri menggunakan senjata non militer untuk melumpuhkan ketahanan bangsa," kata Pontjo saat Forum Group Discussion (FGD) seri ke-2 yang digelar Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) -Mabes TNI AD-FKPPI-YSNB bertema Membangun Ketahanan Budaya dalam Menghadapi Perang Generasi IV di Jakarta.
Jika usaha ini sukses dijalankanm hanya soal waktu saja bangsa dan negara Indonesia akan bisa dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Ssing saat ini menyerang bangsa kita melalui sarana non militer dan berbagai proksi (agen atau bonekanya). Serangan dengan cara seperti ini amat sulit untuk dideteksi," katanya.
Lantas apa yang bisa dilakukan mevegahnya? "Budaya diakui menjadi salah satu upaya membentengi bangsa ini dari ancaman perang generasi keempat ini. Pembangunan budaya masih terabaikan di negeri ini, karena pembangunan budaya masih diidentikkan dengan artefak dan seni," katanya.
Letjen (Pur) TNI Slamet Supriadi Sip. Msc, MM, pengurus PPAD sekaligus ketua panitia FGD menyebut saat ini pembangunan nasional selama ini masih fokus pada pembangunan fisik dan material.
"Juga berperilaku hedonisme, bahkan melakukan budaya sendiri dianggap sebagai hal yang kuno," katanya.
PPAD-Mabes TNI AD, FKPPI dan YSNB berupaya mencari format yang tepat untuk mendorong pemerintah melakukan pembangunan kebudayaan.