KEIN Minta Pemerintah Tidak Endapkan Utang
Arif Budimanta mengimbau pemerintah agar cepat menggunakan dana yang dihasilkan dari utang.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengimbau pemerintah agar cepat menggunakan dana yang dihasilkan dari utang. Hal itu untuk menghindari penumpukan utang terutama dari luar negeri.
"Harus ada percepatan dari penyerapan anggaran seketika utang itu diterbitkan," ungkap Arief, di Jakarta, Sabtu (26/8/2017).
Arief memberi contoh dari Surat Utang Negara (SUN) diterbitkan pada Juli, maka bulan depan diharapkan sudah bisa digunakan masuk ke dalam proyek-proyek pemerintah.
"Jangan diendapkan, tapi dipergunakan," ungkap Arief.
Arief mengingatkan jika utang tidak langsung digunakan, akan berdampak terhadap bunga saat pembayaran nanti.
"Jangan kemudian dua bulan kemudian baru digunakan, karena itu ada beban bunga," papar Arief.
Arief mengingatkan saat ini banyak transfer daerah yang mengendap lama di bank. Hal itu akibat pemerintah daerah yang lama mengalokasikan anggarannya.
"APBN itu kalau masuk ke tansfer daerah, aspek pengendapan di bank oleh pemda bila perlu jangan lagi terjadi," kata Arief.
Bank Indonesia mengumumkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2017 tercatat 335,3 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 2,9 persen (yoy).
Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik tercatat sebesar 170,3 miliar dolar AS atau 50,8 persen dari total ULN atau tumbuh 7,3 persen (yoy) dan ULN sektor swasta tercatat sebesar 165,0 miliar dolar AS atau 49,2 persen dari total ULN, atau turun 1,4 (yoy).