Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjajal Jalan Sepanjang 42,175 Kilometer di Maybank Bali Marathon

Belari sepanjang 42, 175 kilomter atau yang dikenal dengan Full Marathon, bukanlah hal mudah.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Menjajal Jalan Sepanjang 42,175 Kilometer di Maybank Bali Marathon
Tribunnews.com/ Nurmulia Rekso Purnomo
Seorang peserta Maybank Bali Marathon 2017, melintas di kerumunan siswa SD 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Belari sepanjang 42, 175 kilomter atau yang dikenal dengan Full Marathon, bukanlah hal mudah.

Terlebih lomba yang dikenal dengan istilah 'FM' itu dilakukan di Indonesia, di mana secara geografis dilintasi garis khatulistiwa dengan kelembaban tertentu.

Namun, penyelenggaran Maybank Bali Marathon (MBM) sedikit banyaknya bisa membuat para peserta lomba lari kategori FM terhindar dari penderitaan lomba marathon penuh tersebut.

Segala kelebihan yang ada di pulau dewata, dengan pengaturan yang ciamik oleh penyelenggaran, membuat MBM menjadi satu lomba FM yang dinanti para pegiat lari.

MBM tahun 2017 ini digelar di dua kabupaten, yakni kabupaten Gianyar dan Klungkung.

Peserta tidak hanya disuguhi keindahan alam Bali, akan tetapi juga keramahan warga berikut dengan kekayaan budaya Bali.

Kira-kira kelebihan itu lah yang membuat MBM yang tahun ini digelar ke enam kalinya, berbeda dengan lomba sejenis di Indonesia.

Berita Rekomendasi

MBM tahun ini bermula di Bali Safari and Marine Park.

Satu lajur di jalan Prof Dr Ida Bagus Mantra, Minggu (27/8/2019), dini hari, ditutup, untuk mengakomodir pelari dari berbagai kategori, yang hendak memulai upayanya menjadi finisher MBM.

Adalah peserta kategori FM yang diberi kesempatan pertama menjajal jalur.

Sekitar pukul 05.00 WITA, sekitar 2.500 peserta kategori FM, memulai lomba saat matahari belum menyindari tanah Bali.

Saat lomba dimulai, yang terlihat di langit hanyalah hamparan angkasa nan luas, tanpa awan, sehingga menampakan bintang yang berkerlip.

Tak hanya itu, sepanjang 10 kilometer pertama, siluet pegunungan yang ada di sebelah utara jalur cukup untuk membuat para peserta sedikit banyaknya terkesima dengan keindahan alam Bali.

Hal tersebut mengurangi perhatian mereka atas nafas yang mulai tersenggal dan keringat yang mulai mengucur.

Di kilometer 8, tepatnya di persimpangan Jalan Prof Dr Ida Bagus Mantra dengan jalan Gelgel Jumpai, peserta disambut sekelompok laki-laki yang memainkan gamelan khas Bali di pinggir jalan.

Di titik tersebut juga terdapat sejumlah warga yang berbaris di pinggir jalan, menyemangati para peserta sembari menjulurkan tangannya untuk menawarkan 'tos.'

Memasuki Jalan Gelgel Jumpai di kilometer 11, peserta disuguhi suasana yang berbeda.

Jalan kampung selebar sekitar 4 meter, dengan pemandangan sawah serta rumah-rumah warga, di temui peserta.

Di sepanjang jalan Gelgel Jumpai hingga Jalan Raya Takmung, tiga kali peserta disuguhi pertunjukan budaya Bali, lengkap dengan warga yang memberikan semangat.

Di jalan Tegal Besar, atau tepatnya di kilometer 20, peserta disuguhi oleh sambutan dari puluhan siswa yang mengenakan pakaian adat bali, dan puluhan warga, yang meneriakan yel-yel untuk menyemangati peserta lomba, sembari menjulurkan tangan mereka.

Sabutan-sambutan tersebut, beserta suguhan pemandangannya, membuat jalur menanjak curam nan berliku di lintasan tersebut tidak begitu terasa.

Untuk peserta yang tergolong 'medioker'dalam dunia lari, atau mereka yang keepatannya sekitar 6 menit 30 detik per kilomter, panitia mempersiapkan agar mereka terlindung untuk beberapa saat dari sinar mentari.
Peserta dengan kecepatan seperti itu, sampai sekitar pukul 08.00 WIB, sedikit banyaknya bisa terlindung dari sengatan matahari, karena lintasan yang terletak di lembahan.

Setelah kilometer 18, jalur yang disuguhkan mulai tidak ramah. Selain tanjakan yang cukup curam, jalur lari juga terletak di posisi di mana tidak ada yang melindungi peserta dari sengatan matahari pagi. Hingga kilometer 33, semua tanjakan relatif tidak ada lagi, peserta disuguhi jalur datar dan menurun.
Bahkan dari kilometer 37 hingga titik finish, mereka yang punya cukup tenaga, bisa berlari tanpa henti karena jalurnya terus menurun.

Presdir Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menyebut penyelenggara memang mempersiapkan jalur, yang sedikit banyaknya bisa memanjakan para pelari.

Ia mengatakan Bali denga segala kelebihannya, adalah lokasi yang ideal untuk digelar lomba lari Marathon.

Karena itu, tak heran peserta tahun ini meningkat.

"Tahun ini ada sekitar sembila ribu pelari yang terdaftar, ini meningkatan dari tahun lalu sekitar dua puluh persen, yang mencapai sekitar tujuh ribu limar ratus peserta," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas