Kemenlu Buka Jalur Komunikasi dan Beri Bantuan ke Myanmar
Pemerintah Indonesia langsung memberikan respon terkait serangan bersenjata di pos polisi dan tempat pengungsian di Rakhine State, Myanmar.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Ferdinand Waskita
![Kemenlu Buka Jalur Komunikasi dan Beri Bantuan ke Myanmar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/arrmanatha-nasir_20170830_174643.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Pemerintah Indonesia langsung memberikan respon terkait serangan bersenjata di pos polisi dan tempat pengungsian di Rakhine State, Myanmar.
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah membuka jalur komunikasi langsung baik ke Myanmar maupun pihak lain, seperti Bangladesh dan Kofi Annan.
"Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi sudah membuka pembicaraan ke National Security Advesory dari Myanmar untuk mendapatkan informasi," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir yang ditemui di Gedung Pancasila, Rabu (30/8/20017)
Baca: ICW Klaim Kualitas KPK Tangani Kasus Korupsi Lebih Optimal Dibanding Kepolisian dan Kejaksaan
Selain ke National Security Advesory Myanmar, dijelaskan oleh Arrmanatha, Retno Marsudi juga mendapatkan gambaran situasi dan kondisi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
"Dari Menteri Luar Negeri Bangladesh dilaporkan ada 500 pengungsi Myanmar yang masuk ke Bangladesh," kata Arrmanatha.
Ia juga menyampaikan langkah konkret Pemerintah Indonesia lainnya yakni menggali informasi terkini Myanmar dari Kofi Annan.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Kofi Annan ditunjuk oleh pemerintah Myanmar untuk melaporkan situasi terkini yang terjadi di negara tersebut.
"Dari tiga komunikasi yang telah dibuka, Pemerintah Indonesia memberikan rekomendasi positif yang membantu penyelesaian konflik di Rakhine State," tambah Arrmanatha.
Baca: Ditangkap Polisi, Begini Modus Fika Tipu Ibu-ibu Pengajian
Arrmanatha juga mengatakan akan memberikan bantuan dari aliansi LSM Indonesia ke Myanmar.
"Ini merupakan program jangka menengah dan panjang Indonesia, untuk melanjutkan apa yang telah kita lakukan selama dua tahun terakhir, seperti membangun sekolah dan rumah sakit," ujarnya.
Sebelumnya, Indonesia mengecam serangan kelompok bersenjata kepada pos polisi dan fasilitas penampungan pengungsi di Maungdaw Rakhine State pada 25 Agustus 2017.
Kejadian tersebut telah mengharuskan ratusan orang mengungsi dan menyebabkan putaran kekerasan baru serta menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.