Jonru Bilang Tak Takut Polisi, Cuma Takut Sombong Gara-gara Banyak yang Memuji
Persisnya, dia tidak takut dirinya diperiksa terkait dugaan melakukan ujaran kebencian (hate speech).
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUN MEDAN/T Agus Khaidir
SUNGGUH menggetarkan sikap yang ditunjukkan Jonru.
Lelaki yang dilahirkan dengan nama Jon Riah Ukur Ginting ini, lewat akun Facebook miliknya, menulis esai pendek yang menuturkan bahwa dia sama sekali tidak takut pada polisi.
Persisnya, dia tidak takut dirinya diperiksa terkait dugaan melakukan ujaran kebencian (hate speech).
Tulisan Jonru ini, diberi judul "SAYA TAKUT" (beliau memang menulisnya dengan huruf kapital), dimuat di halaman fanpage akun Jonru Ginting.
Baca: Usai Ngamuk Dijebak Akbar Faizal di ILC, Jonru Kini Klaim Dirinya Panen Pujian
Mengapa 'tidak takut' namun justru ditulisnya takut? Apa yang ditakutkannya?
Jonru memberikan penjelasan yang sungguh-sungguh sangat aduhai dan membuat saya gagal untuk menahan rasa haru.
"Saya takut luar biasa saat melihat demikian banyak teman yang memuji penampilan saya di acara ILC tersebut. Saya takut jika diri ini jadi sombong dan lupa diri, merasa paling hebat."
Baca: Teten Masduki: Masa Presiden Mengurus Jonru ?
Tidak takut yang takut ini ditulis hanya beberapa jam pascapenampilannya di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang membahas tentang Saracen, kelompok yang ditengarai menyebarkan kebencian di internet.
Dalam acara itu, Jonru bersinggungan dengan praktisi dan pengamat media sosial, Ade Armando, dan Akbar Faizal, politisi Partai Nasdem.
Terutama dengan Akbar Faizal.
Jonru dicecar Akbar soal tulisannya di Twitter yang menyinggung riwayat identitas Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jonru mengakui tulisan di Twitter ini sebagai tulisannya.
Akan tetapi, membantah tulisan tersebut bertendensi menghina Jokowi.
Menurut Jonru, dia hanya meneruskan apa yang pada saat itu menjadi perhatian masyarakat.
Baca: Ngamuk Diskakmat Akbar Faizal di ILC, Jonru Malah Menuding Seperti ini
Atas jawaban ini, Akbar Faizal meminta pada polisi yang juga hadir sebagai pembicara di ILC untuk memproses Jonru.
Lalu, Jonru, dengan suaranya yang menggelegar dan berwibawa, juga sembari mengacungkan jari telunjuknya menuding langit-langit, berteriak, "saya tidak takut!"
Selain menulis esai pendek, pada akun yang sama, Jonru mengirim rangkaian foto yang merupakan capture dari kicauan-kicauannya di Twitter.
Kicauan yang menyerang narasumber-narasumber yang menjadi "lawannya" di ILC --Ade Armando, Akbar Faizal, dan juga Grace Natalie.
Kicauan yang --sebagaimana biasa-- memamerkan logika-logika berpikirnya yang sungguh-sungguh memesona, saking ajaibnya.
Saya tidak tahu apakah tanpa kehadiran Jonru, ILC pada episode berjudul "Halal-Haram Saracen", akan tetap jadi perbincangan yang seru.
Akan jadi viral, yang namun celakanya, jadi melenceng dari topik bahasan.
Padahal isu Saracen sedang "hot", meski absurd seperti dikatakan Prof Rocky Gerung.
Menyebut Saracen, makin ke sini, makin identik dengan hoax.
Boleh dibilang menyebut Saracen adalah juga menyebut hoax.
Dalam makna aslinya, hoax, adalah humorous or malicious deception, penipuan yang lucu atau jahat.
Baca: Jonru Ngamuk Dijebak Akbar Faizal soal Postingannya Terkait Orangtua Jokowi
Jadi, menipu dengan semangat lucu-lucuan, katakanlah semacam April Mop, pada dasarnya termasuk hoax juga.
Namun di negeri kita yang terkasih, telah terstigma sedemikian rupa bahwa hoax lebih dekat pada maknanya sebagai penipuan yang jahat.
Pemburukan, pembunuhan karakter, lewat kekeliruan yang disengaja dan fitnah.
Prof Rocky Gerung bilang hoax absurd. Barangkali benar.
Bahkan keabsudan itu bisa jadi menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan.
Namun tak dapat dimungkiri juga, betapa berbanding terbalik dari makna hoax sebagai malicious humorous, hoax dalam pengertian malicious deception jelas berbahaya.
Begitu berbahayanya sehingga bisa mengakibatkan kekacauan dalam satu negara.
Contohnya tidak usah pergi jauh-jauh. Ya, Indonesia.
Konsistensi dan militansi para penyebar hoax membuat kehidupan di Indonesia tak pernah bisa selow lagi. Bahkan saat menonton dangdutan.
Saracen sekarang sudah diberangus. Apakah hoax lantas berhenti? Sama sekali tidak. Menyusut, iya, namun berhenti tidak.
Sebabnya, produksi hoax memang bukan eksklusif milik Saracen. Semua orang bisa memproduksi hoax sebagaimana semua orang juga bisa jadi korban hoax.
Lalu bagaimana cara menghentikannya? Prof Rocky Gerung benar. Kecerdasan mesti ditingkatkan. Terutama melalui bacaan-bacaan yang bermutu.
Persoalannya adalah, upaya untuk mencerdaskan ini kalah cepat dibanding gerakan-gerakan pembodohan.
Gerakan-gerakan yang terstruktur, sistematik, dan masif. Saracen melakukannya. Jonru juga.
Artikel ini dipublikasikan di TRIBUN MEDAN dengan judul: Jonru Bilang Tak Takut Polisi, Cuma Takut Sombong Lantaran Banyak yang Memuji
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.