Novanto: Stop Air Mata Rohingya!
Dunia perlu berduka atas tragedi kemanusiaan yang terjadi kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
TRIBUNNEWS.COM - Dunia perlu berduka atas tragedi kemanusiaan yang terjadi kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Tragedi ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama, melainkan murni konflik multidimensi.
Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) periode 1997-2006 yang kini menjabat Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine, Mr. Kofi Annan menggambarkan wilayah Rakhine sebagai wilayah termiskin di Myanmar yang selama bertahun-tahun mencapai puncak krisis di bidang pembangunan, HAM, dan keamanan.
Sebagai bagian dari komunitas Internasional, Indonesia telah menunjukkan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan komitmen menjaga perdamaian dunia.
"Saya mengapresiasi langkah cepat Presiden Jokowi mengirim Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi ke Myanmar untuk melakukan berbagai pertemuan dengan para pejabat terkait di Myanmar. Mendukung langkah diplomasi pemerintah, DPR RI melalui peran Diplomasi Parlemen juga tidak tinggal diam. DPR RI akan membawa tragedi kemanusiaan Rohingya ke dalam World Parliamentary Forum yang diselenggarakan pada 6-7 September di Bali. Kita berharap akan ada resolusi bersama dari berbagai negara peserta sidang untuk mengutuk dan meminta Pemerintah Myanmar tak menutup mata," ungkap Novanto.
Bahkan, tak menutup kemungkinan DPR RI juga akan membawa masalah ini kedalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (Majelis Parlemen ASEAN), lanjutnya.
Sehingga parlemen dari berbagai negara di kawasan ASEAN memberikan satu suara yang sama.
Dewan Keamanan PBB juga sudah menunjuk Jaksa Agung Republik Indonesia periode 1999-2001 Bapak Marzuki Darusman menjadi Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar.
Rekomendasi dari Tim ini akan diserahkan ke Dewan HAM PBB untuk selanjutnya menjadi bahan masukan bagi PBB dalam mengambil sikap maupun keputusan.
Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, ditunjuknya Bapak Marzuki Darusman memperlihatkan kepada dunia bahwa anak bangsa diakui kiprahnya dalam diplomasi internasional.
"Mari kita dukung dan doakan agar Bapak Marzuki Darusman bisa menjalankan amanah ini dengan baik. Jadi, sangat tidak betul jika ada anggapan dari berbagai pihak yang menyatakan Indonesia abai terhadap tragedi kemanusiaan Rohingna. Justru Indonesia sudah sangat berada di depan. Di saat berbagai negara menolak pengungsi Rohingnya, Indonesia justru menyambutnya dengan tangan terbuka," tandasnya kembali.
Sejak Januari 2017, pemerintah Indonesia telah mengirim 10 kontainer bantuan makanan, obat-obatan, dan membangun sekolah. Oktober nanti, rencananya Indonesia akan membangun rumah sakit. Presiden Jokowi juga menginstruksikan Duta Besar kita di Bangladesh untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya disana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.