Kisah Semangat Haji Kakek Kardin dan Neng Fathiyah
Kepada tim Media Center Haji, keduanya sempat berbagi kisah tentang semangat berhaji di usia mereka.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kardin Ahmad Hartono (81), seorang pensiunan Kepala Sekolah Dasar (SD) (1998) dan Fathiyatul Assa'di Irda (19), mahasiswa fakultas kedokteran UMS.
Mereka termasuk dalam 360 jemaah asal Banjarnegara dilepas oleh Dubes RI untuk Saudi Arabia Agus Maftuh Abegebriel untuk kembali ke Tanah Air.
Mereka diperkirakan akan tiba di Solo pada hari ini, Kamis (7/9/2017).
Kepada tim Media Center Haji, keduanya sempat berbagi kisah tentang semangat berhaji di usia mereka.
"Alhamdulillah senang berkesempatan berhaji di usia muda, sementara yang lainnya sudah pada tua," kata Fathiyah seperti dilansir di Laman Kementerian Agama, Kamis (7/9/2017).
Dia mengaku pengalaman paling menarik diperolehnya saat wukuf dan di Mina. Dia merasa bisa beribadah dengan baik dan berharap doanya bisa diijabah.
"Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Sepulang haji berharap menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hajinya mabrur," tuturnya didampingi sang Ayah.
Kepada teman muda lainnya, Fathiyah berpesan untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna.
"Buat ibadah. Tidak semuanya untuk dunia, tapi akhiratnya juga dipikirkan," ujarnya.
Meski sepuh, Kardin Ahmad Kartono tidak kalah bersemangat dengan Fathiyah. Badan yang mulai renta tidak mengendurkan semangat jemaah asal Kertayasa, Mandiraja, Banjarnegara.
Baca: Djarot Ingin Warga Tidak Hanya Melapor di Qlue, Tapi Bisa Menyelesaikan Sendiri
Tongkat penyangga tambahan bagi badan yang mulai membungkuk itu setia menemaninya, ke mana pun dia bergerak. Kardin telah menyelesaikan manasiknya dan kini akan kembali ke Indonesia.
"Perasaannya senang sekali bisa berhaji. Ini merupakan pertolongan Allah," tuturnya.
Kardin mendaftar pada tahun 2011. Setelah menunggu 6 tahun, dia bisa berangkat dengan istrinya yang kini berusia 70 tahun.
Kardin mengaku sejak awal yakin kalau dirinya bisa menunaikan ibadah haji. "Sejak berangkat yakin dengan pertolongan Allah. Saya percaya kepada Allah. Kalau Allah menolong, insya Allah lancar. Dan itu terbukti, Alhamdulillah lancar," katanya penuh semangat.
"Dalam tafsir, dijelaskan bahwa Allah lebih dekat dari urat lehermu. Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Lancar semuanya," katanya.
Fathiyah dan Kardin kini sudah menunaikan ibadah hajinya. Besar harapan keduanya bisa menjadi haji mabrur dan dapat menjaga kemabrurannya dengan menjadi pribadi lebih baik lagi.
Menutup perjumpaan dengan tim MCH, Kardin khusyuk berdoa untuk semua. Banyak doa yang dipanjatkan, antara lain harapan dipanjangkan umurnya, mendapat keselamatan dalam agama, hajinya mabrur, dan lainnya.