TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredarnya foto Hatf Saiful Rasul (11) santri pesantren Ibnu Mas'ud Bogor, Jawa Barat yang tengah memegang senjata api laras panjang serta berseragam militer Islamic State (IS) atau ISIS di media sosial menuai perhatian publik.

Bukan hanya masih berusia belia dan tergabung dalam ISIS, Hatf juga dikabarkan tewas dalam serangan udara militer Bashar Al Assad. 

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto menerangkan, pihaknya belum mengantongi informasi terkait berangkatnya bocah tersebut ke Suriah.

Penyelidikan katanya baru dimulai dengan pencarian informasi di pesantren tempat bocah bersekolah, akan tetapi pihak pesantren menolak untuk diperiksa. 

"Kami baru tahu kalau itu dari salah satu pesantren di Bogor. Langsung kami bergerak mencari informasi tapi pihak pesantren menolak. Dari pompes (pondok pesantren) bilang jika mereka tidak mendukung IS, tapi ada beberapa santri dan pembinanya berangkat. Ini yang kami dalami sekarang," terangnya. 

Terkait hal tersebut, penyelidikan terus dilakukan tim Densus Anti Teror 88.

Hats diketahui berangkat ke Suriah bersama delapan guru pesantren serta beberapa orang santri untuk berperang bersama IS pada tahun 2015.

Setahun berselang, Hats dikabarkan tewas karena terkena serangan bom di kota Jarabulus pada awal September 2017.