Survei CSIS: Jokowi Berpeluang Lawan Prabowo Lagi di Pilpres 2019
Jumlah itu lebih besar dari dua tahun sebeumnya yang dapat diartikan terjadi peningkatan yakni 36,1 persen
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei yang dirilis lembaga Centre For Strategic and International Studies (CSIS) pada hari ini Selasa (12/9/2017), Joko Widodo berpeluang kembali menghadapi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 mendatang.
Berdasarkan survei yang diambil dari sampel sejumlah seribu orang dari 34 provinsi di Indonesia dengan margin error sekitar 3,1 persen dari tingkat kepercayaan sebesar 95 persen itu tingkat elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan menjadi 50,9 persen.
Jumlah itu lebih besar dari dua tahun sebeumnya yang dapat diartikan terjadi peningkatan yakni 36,1 persen pada tahun 2015 dan 41,9 persen pada tahun 2016.
Sementara di posisi kedua hasil survei CSIS Prabowo mendapatkan suara sebesar 25,8 persen atau mengalami fluktuasi dibandingkan dua tahun ke belakang.
Ketua Umum Partai Gerindra itu memperoleh elektabilitas sebanyak 28 persen pada 2015 dan menurun menjadi 24,3 persen pada tahun berikutnya.
CSIS meramalkan dua sosok itu akan menjadi lakon utama "head to head" pada Pilpres 2019 seperti pada Pilpres 2014.
Pasalnya tokoh-tokoh lain yang diharapkan meramaikan kontestasi memperoleh elektabilitas jauh di bawahnya seperti Susilo Bambang Yudhoyoni, Agus Harimurti Yudhoyoni, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama, dan lain-lain.
Berikut elektabilitas beberapa tokoh nasional jelang Pilpres 2019 hasil survei CSIS
Joko Widodo
2015: 36,1 persen
2016: 41,9 persen
2017: 50,9 persen
Prabowo Subianto
2015: 28 persen
2016: 24,3 persen
2017: 25,8 persen
Basuki Tjahaja Purnama
2015: 4,9 persen
2016: 4 persen
2017: 1,3 persen
Susilo Bambang Yudhoyono
2015: 4,8 persen
2016: 5,6 persen
2017: 2,7 persen
Ridwan Kamil
2015: 3,6 persen
2016: 5,5 persen
2017: 2,1 persen
Anies Baswedan
2015: 1,4 persen
2016: 2,4 persen
2017: 0,7 persen
Tri Rismaharini
2015: 0 persen
2016: 4,1 persen
2017: 2,4 persen
Gatot Nurmantyo
2015: 0 persen
2016: 0 persen
2017: 1,8 persen
Agus Harimurti Yudhoyono:
2015: 0 persen
2016: 0 persen
2017: 2,8 persen
Tidak Tahu/Tidak Jelas
2015: 9,7 persen
2016: 3,7 persen
2017: 4,4 persen