Hubbul Wathon dan Perwakilan UKIT Sepakat Perkuat Nilai-nilai Kebhinekaan
Kunjungan itu guna membahas isu-isu strategis nasional sekaligus membangun kesepakatan memperkuat nilai-nilai kebhinekaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) bertandang ke kantor Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB-MD Hubbul Wathon), Rabu (13/9/2017) malam.
Kunjungan itu guna membahas isu-isu strategis nasional sekaligus membangun kesepakatan memperkuat nilai-nilai kebhinekaan.
"Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dari UKIT atas kunjungannya. Intinya kami menyambut baik dan siap bersinergi dalam upaya memperkuat nilai-nilai kebhinekaan," kata Sekjen PB-MD Hubbul Wathon, Hery Haryanto Azumi, saat menerima kunjungan dari UKIT di markas besar Hubbul Wathon.
Menurut Hery, memperkuat nilai-nilai kebhinekaan merupakan salah satu tujuan didirikannya Majelis Dzikir Hubbul Wathon.
Hubbul Wathon lahir atas semangat menjadi "lem perekat" dari setiap perbedaan yang ada dan ancaman perpecahan yang akan muncul. Selain menjali lem perekat, Hubbul Wathon juga hadir dengan semangat mencari jalan keluar (problem sorver) atas berbagai persoalan kebangsaan.
"Hubbul Wathon didirikan memang atas semangat mencari jalan keluar dari setiap masalah bangsa yang muncul. Kami siap menjadi katalisator atau jembatan penghubung antara masyakat dengan pemerintah untuk duduk bareng besama-sama mencari solusi atas masalah bangsa," tambahnya.
Dalam kunjungan itu, Lefrando Andre Gosal, yang merupakan alumnus Fakultas Teologi UKIT (di bawah Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Gereja Masehi Injili Minahasa/YPTK GMIM), mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan asas Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagamaan, gotong royong dan musyawarah.
Namun dalam beberapa tahun terakhir nilai-nilai itu makin terkikis. Lefrando menyebut ancaman perpecahan saat ini tidak hanya hadir dari masyarakat yang berbeda-beda agama, namun dalam satu agama potensi perpecahan kerap muncul.
"Jadi masalah perpecahan bisa saja muncul tidak hanya antar-agama, namun satu agama bisa muncul perpecahan. Inilah yang harus kita diskusikan dan cari solusinya bersama-sama," tutur Lefrando mengawali diskusi dengan jajaran PB Hubbul Wathon.
Lebih lanjut Lefrando mengatakan bahwa upaya sekelompok pihak yang ingin memecah belah bangsa harus segera dicegah.
"Upaya apapun yang bertujuan memecah belah bangsa harus distop," tambah rombongan dari Manado, Sulawesi Utara itu.
Menanggapi hal itu, Irfan Basri, yang merupakan inisiator MD Hubbul Wathon Sulawesi yang ikut dalam diskusi itu menuturkan bahwa tugas Hubbul Wathon adalah untuk menyatukan seluruh elemen kebangsaan, baik yang sudah retak maupun yang akan retak.
"Tugas esensial Hubbul Wathon adalah menyatukan yang retak, yang akan retak, dan memperkokoh bangunan kebangsaan. Kita harus saling support antara satu dengan yang lain, sama-sama memperkuat kebhinekaan," terang Irfan.
Sebagai informasi, perwakilan UKIT yang hadir dalam pertemuan terbatas itu antara lain Lefrando Andre Gosal dan Eka Egeten. Hadir pula Pendeta Gereja Masehi Injili di Timur (GMIT) Pdt Faddy S. Pakh. Sementara dari Hubbul Wathon diwakili oleh Hery Haryanto Azumi, Dody Nugroho, Irfan Basri, Donk Gani, Iden Robert Ulum dan Ali Rif'an.