Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sindir Prabowo, Politikus PDI Perjuangan: Pencitraan Minus Kerja Hanya Buih

Eva Sundari menyindir pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut kerja pemerintah memberikan bantuan kepada warga Rohingya.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sindir Prabowo, Politikus PDI Perjuangan: Pencitraan Minus Kerja Hanya Buih
KOMPAS IMAGES
Prabowo Subianto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Eva Sundari menyindir pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut kerja pemerintah memberikan bantuan kepada warga etnis Rohingya di Myanmar.

Menurutnya, jika hanya menuding pencitraan sementara tidak melakukan apapun sama saja tidak ada artinya.

"Pencitraan itu minus kerja, hanya buih. Kerja pemerintah Pak Jokowi di Myanmar sejak lama, konkrit dan terukur sehingga mendapat kepercayaan banyak pihak," kata Eva lewat pesan singkat, Rabu (20/9/2017).

Anggota Komisi I DPR RI ini menjelaskan, humanitarian aid Indonesia sudah masuk sejak tahun 2014, menggunakan pendekatan soft diplomacy.

Salah satunya dengan menerima people boat (warga Rohingya) sejak tahun 2015. Selain itu juga melakukan negosiasi ke Mynmar agar tidak melanjutkan kekerasan.

"Jadi krisis 2017 ini bukan pertama kali pemerintahan Jokowi terlibat," katanya.

Baca: Kendati Dibilang hanya Pencitraan, Bantuan Indonesia untuk Rohingya Kembali Tiba di Bangladesh

Berita Rekomendasi

Eva tidak sepakat Jokowi dituding melakukan pencitraan.

Menurutnya, justru calon presiden yang ingin maju harus banyak pencitraan.

"Yang bingung pencitraan kan para calon presiden yang mau tarung 2019. Keterlibatan Indonesia, diminta banyak pihak seperti ASEAN, Turki, Amrika Serikat dan Eropa. Mereka pada telepon presiden untuk terlibat agar humanitarian aid bisa masuk kembali," kata Eva.

Indonesia katanya, sudah punya reputasi baik soal ini di Myanmar. Untuk itu Jokowi tidak perlu mengarang cerita untuk sekedar pencitraan.

"Mereka tahu hanya Indonesia yang bisa diterima rejim militer di Myanmar sejak lama.

Kalau tindakan sigap dan reputasi Jokowi mendapat respon positive, itu bonus. Yang terpenting adalah dorongan kemanusiaan mengatasi krisis apalagi kita harus tetap menjaga agar ASEAN tetap kondusif bagi pertumbuhan perekonomian," kata Eva.

Sebelumnya, Ketua Partai Umum Gerindra Prabowo Subianto mengimbau agar jangan selalu membicarakan mengenai senjata untuk membantu etnis Rohingya.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam aksi bela Rohingya di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Prabowo mengatakan, agar memperkuat diri sendiri terlebih dahulu untuk dapat membantu orang lain.

"Dari saya di sini mengimbau jangan selalu cepet-cepet bicara senjata. Kita harus dengan sejuk dengan tenang tapi kita memperkuat diri supaya orang denger kalau kita bicara," katanya, Sabtu (16/9/2017).

"Kalau kita miskin, kita tidak didengar saudara-saudara sekalian (soraknya). Mau kirim senjata bagaimana? beli senjata aja tidak bisa," kata Prabowo.

Prabowo mengungkapkan, perekonomian negeri ini yang dinilai masih memiliki utang. Bahkan, dia juga menuturkan, untuk pembiayaan yang bersifat rutin pun negara masih meminjam.

"Terus terang saja negara kita dalam keadaan sekarang tidak punya uang karena kita utang terus. Untuk biaya rutin kita pinjam uang," kata Prabowo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas