Kesaksian Putri Jenderal Achmad Yani Lihat Ibunya Sering Menangis Pegangi Baju yang Ada Bekas Darah
Dalam buku biografinya, Sepenggal Cerita Dari Dusun Bawuk, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (2002) Amelia menuliskan larik-larik kesaksiannya.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM - Amelia Yani, putri dari Achmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi, mengaku tidak pernah bisa melupakan kepedihan yang dialaminya pada 1 Oktober 1965.
Ketika itu, dini hari, sekelompok tentara meluruk ke rumahnya di Jalan Lembang Nomor D 58, Jakarta Pusat.
Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, mungkin tidak sampai setengah jam.
Sebuah waktu yang singkat namun mempengaruhi perjalanan hidupnya kemudian.
Dalam buku biografinya, Sepenggal Cerita Dari Dusun Bawuk, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (2002) Amelia menuliskan larik-larik kesaksiannya.
Baca: Begini Kronologi Kasus Pelajar Korban Gladiator di Bogor, Makam Dibongkar sampai Pelaku Tertangkap
Aku melihat sesosok tubuh sedang diseret-seret tanpa belas kasihan.
Yang diseret adalah kedua kakinya; tangan, badan, dan kepala dibiarkan terseret-seret di lantai, berlumuran darah.
Jantungku bagaikan terloncat keluar.
Bapak! Itu Bapak, kata hatiku.
Ya Allah, itu Bapak.
Pagi itu Amelia belum menyadari sepenuhnya yang tengah terjadi.
Bunyi rentetan tembakan membangunkan tidurnya.
Baca: Wasit dan Lawan Hilarius dalam Duel Gladiator di Bogor Akhirnya Tertangkap