Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Ini Jadi Saksi Bisu Tragedi Berdarah Jenderal Ahmad Yani

Dirumah ini pula menjadi saksi bisu peristiwa berdarah dan penembakan sang Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Rumah Ini Jadi Saksi Bisu Tragedi Berdarah Jenderal Ahmad Yani
TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamis, (21/9/2017) disudut Jalan Lembang No.58 terlihat sebuah patung berdiri gagah seorang jenderal.

Dibawah patung tersebut, tampak sebuah tulisan tulisan Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani.

Memang tempat ini adalah tempat tinggal pribadi dari Jenderal Ahmad Yani beserta keluarga.

Baca: Kesaksian Putri Jenderal Achmad Yani Lihat Ibunya Sering Menangis Pegangi Baju yang Ada Bekas Darah

Dirumah ini pula menjadi saksi bisu peristiwa berdarah dan penembakan sang Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965.

Mulanya, Tribunnews memasuki rumah yang kini telah menjadi Museum dibawah naungan naungan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarhad).

Untuk masuk kedalam museum, pengunjung harus mencopot alas kaki terlebih dahulu.

Berita Rekomendasi

Melalui pintu samping, Tribunnews mencoba masuk dan langsung melihat berbagai foto semasa Jenderal Ahmad Yani masih hidup.

Selain foto-foto tersebut, terdapat pula foto-foto agedan dalam cuplikan film “Pengkhianatan G30S/PKI” serta foto-foto peristiwa lubang buaya.

Baca: Kenangan Ilham Aidit Nyaris Dihabisi Para Tentara Pasca-Peristiwa G 30 S

"Disini Mbok Milah, ikut serta main film itu. Dia salah satu pembantu yang ada di rumah Pak Yani saat awal pasukan Tjakrabirawa masuk kerumah," ucap pemandu museum, Apror mengawali cerita sambil menunjuk sebuah foto.

Setelah melihat ratusan foto yang ditempel di dinding, pengunjung akan diarahkan untuk menuju kesebuah lorong yang ujungnya akan mengarah kesebuah pintu.

Dipintu itulah, Jenderal Ahmad Yani diberondong 7 buah timah panas oleh pasukan Cakrabirawa menggunakan senapan semi otomatis Thompon Cakrabirawa buatan Amerika Serikat.

Baca: Masyarakat Antusias Nobar Film G30S/PKI yang Digelar Kopassus

Bekas tembakan tersebut juga masih terlihat di kaca yang ada di pintu tersebut.

"Disini Jenderal Ahmad Yani diberondong tembakan. Bahkan dari 7 peluru, 5 peluru diantaranya tembus ke badan Jenderal karena jarang penebak hanya 1,5 meter," lanjut Apror menceritakan detail peristiwa.

Tak jauh dari pintu, tepatnya dibagian dalam rumah terdapat sebuah marmer yang bertuliskan ' Di sinilah gugurnya pahlawan revolusi Djenderal TNI A Yani pada tanggal 1 Oktober 1965, djam 04.35, Djakarta, 1 Djanuari 1970".

Ditempat itulah, Jenderal Ahmad Yani tersungkur tertungkup usai ditembaki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas