Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Pansus: Cinta Buta dan Benci Buta terhadap KPK Menyebabkan Sikap Membabi Buta

Arsul Sani mengatakan perspektif cinta buta dan benci buta bisa menjadikan seseorang bersikap menjadi membabi buta.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Anggota Pansus: Cinta Buta dan Benci Buta terhadap KPK Menyebabkan Sikap Membabi Buta
Tribunnews.com/Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk tidak memandang Komisi Pemberantasan Koruspi (KPK) dari sudut pandang cinta buta atau benci.

Anggota Panitia Khusus Angket KPK, Arsul Sani mengatakan perspektif cinta buta dan benci buta bisa menjadikan seseorang bersikap menjadi membabi buta.

Arsul Sani kemudian membeberkan pengalamannya ketika berselancar di media sosial. Menurut dia, masyarakat yang berpihak kepada KPK maka akan memandang KPK tidak pernah salah alias selalu benar.

"Yang begitu pro kepada KPK maka semua yang ada, apa yang dilakukan KPK, semua yang bicara tentang KPK dari sisi yang lain akan disalahkan. Demikian juga yang benci buta seperti itu juga," kata Arsul saat diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (23/9/2017).

Baca: 2 Bulan Terakhir KPK Lakukan 9 Kali Operasi Tangkap Tangan

Arsul juga meminta kepada khayalak agar tidak menyamakan persepsi terkait sikap anggota DPR RI kepada KPK.

Arsul mengaku tidak semua anggota DPR RI yang memiliki pandangan benci buta terhadap lembaga antirasuah tersebut.

Berita Rekomendasi

"Saya tidak tahu di DPR barangkali ada yang benci buta. Tetapi yang ingin saya pastikan tidak semua yang ada di DPR benci buta. Makanya saya tidak dua-duanya. Saya cinta tapi saya juga (mengatakan) ada yang harus saya kritisi tidak dalam sebuah kebencian," ungkap Arsul.

Selain itu, Arsul juga mengingatkan agar publik tidak memandang sikap satu DPR adalah representasi dari DPR RI secara kelembagaan.

Arsul kembali menegaskan bahwa kehadiran dia dalam diskusi tersebut bukan sebagai suara DPR RI.

"Sering kali di masyarakat bahkan di media, ketika seorang anggota DPR bicara itu dianggap sebagai suara DPR. Padahal itu ya suara orangnya. Saya sekarang ini bicaranya paling banter suara PPP lah. Jadi kemudian menyikapi sesuatu tidak disimpulkan 'oh DPR begitu'," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas