Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosiolog UI: Jokowi Bukan Komunis!

"Saya sepakat dengan para responden, bahwa tuduhan Jokowi seorang PKI itu tidak berdasar," kata Tamrin.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sosiolog UI: Jokowi Bukan Komunis!
henry lopulalan/stf
PEMBUKAAN DEKRANAS - Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, memberi sambutan dalam pembukaan Pameran Kriyanusa Dekranas 2017 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/9). Pameran tersebut menghadirkan 381 gerai yang produk kerajinannya dikelompokkan UNESCO berdasarkan bahan baku, antara lain tanah liat, serat alam, tekstil, kayu-kayuan dan logam. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tomagola sependapat dengan mayoritas responden dalam survei opini publik yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait isu komunisme di Indonesia.

Mayoritas responden (75,1 persen) tidak setuju dengan isu bahwa Presiden RI Joko Widodo ( Jokowi) adalah seorang kader atau simpatisan Partai Komunis Indonesia ( PKI), atau terkait dengan PKI.

"Saya sepakat dengan para responden, bahwa tuduhan Jokowi seorang PKI itu tidak berdasar," kata Tamrin dalam paparan hasil survei di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Tamrin menuturkan, ada banyak syarat untuk menyebut atau mengidentifikasi seseorang berpaham komunisme atau marxisme.

Kadang kala, orang mencampuradukkan antara keduanya. Padahal, tidak semua marxisme itu adalah komunisme.

"Kemudian kalau kita menuduh orang marxis juga repot. Karena saya melihat banyak orang yang berpikir ke 'kiri-kirian', tetapi bukan (berpaham) marxisme, apalagi komunisme," kata Tamrin.

Dia melanjutkan, malah kebanyakan orang yang bicara terkesan ke "kiri", berjalannya justru ke "kanan".

BERITA TERKAIT

Baca: Nobar Film G30S/PKI di DPP Partai Gerindra, Anak-anak Ikut Hadir

Oleh karena itu, dia pun tidak percaya apabila ada seseorang yang bisa sangat konsisten sebagai marxis atau seorang komunis.

Pada akhirnya, kata dia, susah sekali memberikan cap kepada seseorang sebagai orang yang memiliki karakter atau paham tertentu.

Akan tetapi, kata Tamrin, kalau ingin menilai Jokowi maka nilailah dari kebijakannya.

"Kalau saya nilai sejauh ini, dari kebijakannya itu jelas bukan seorang komunis, jelas bukan marxis, tetapi seorang kapitalis negara, istilahnya state-capitalism," ucap Tamrin.

Seorang kapitalis negara ingin memperbesar kapital atau daya yang dimiliki negara lewat korporasi yang dimiliki, dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Jadi, mengatakan Jokowi seorang komunis itu sama sekali salah. Dia seorang state-capitalist," tutur Tamrin.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas