52 Tahun Peristiwa G30S/PKI, Ratusan Pengunjung Menyemut Ke Museum AH Nasution
"Sengaja ajak anak ke sini. Penasaran juga ingin tahun tempatnya dan peristiwa waktu pasukan Tjakrabirawa ke rumah AH. Nasution,"
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sabtu (30/9/2017), tepat peringatan 52 tahun peristiwa berdarah pembantaian tujuh orang Jenderal TNI atau dikenal Pemberontakan Gerakan 30 September/PKI.
Hari ini pula, Museum AH Nasution di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, diserbu ratusan warga yang penasaran ingin melihat diorama anak Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani yang ditembak pasukan Tjahrabirawa pada malam 30 September 1965.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, separuh Jalan Teuku Umar dijadikan parkir mobil pengunjung yang berdatangan ke Museum.
Baca: Nonton Bareng Di Bogor, Panglima TNI: Jokowi Serius Nonton Film G30S/PKI, Jadi Tak Sempat Komentar
Di pintu depan, pengunjung juga terlihat mengantre menunggu masuk.
Sedangkan, pengunjung lainnya sedang memperhatikan pemandu museum menerangkan peristiwa dimana Jenderal AH Nasution berhasil kabur dalam percobaan penculikan pada waktu itu.
"Disini pasukan Tjakrabirawa berusaha masuk ke dalam kamar Jenderal AH Nasution, namun pintu segera ditutup. Saat itulah pasukan Tjakranirawa memberondong pintu kamar tidur dan mengenai Ade Irma," ucap seorang satu pemandu.
Dibagian ruang tengah museum terdapat diorama pasukan Tjakrabirawa dan sosok istri AH Nasution, Johanna Sunarti yang menggendong Ade Irma yang penuh bercak darah.
Baca: Dalam Sidang Senin Besok, Siti Aisyah Tetap Mengaku Tak Bersalah Atas Kematian Kim Jong Nam
Lokasi tersebut menjadi lokasi favorit para pengunjung untuk berfoto disamping diorama istri AH Nasution, Johanna Sunarti yang menggendong Ade Irma.
Bahkan, banyak pengunjung khusunya kaum ibu terlihat mengelus-ulus kepala patung diorama Ade Irma.
Seakan mengisyarakatkan kesedihan kala itu, dimana Ade Irma menjadi korban peristiwa G30S/PKI.
Tak hanya patung diorama di ruang tengah, sebuah ruangan di sebelah kiri museum juga menjadi perhatian dan pusat foto para pengunjung karena diruangan itu ajudan AH Nasution, Kapten CZI Pierre Tendean diculik dan dibawa ke Lubang Buaya oleh pasukan Tjakrabirawa.
Baca: Peneliti Politik LIPI Sebut Perintah Panglima TNI Nonton Film G30S/ PKI Tidak Lazim
Kapten CZI Pierre Tendean dibawa pasukan Tjakrabirawa karena mengaku sebagai sosok Jenderal AH Nasution yang sedang dicari-cari.
Izul (34), warga asal Bekasi mengaku sengaja membawa putranya yang masih duduk di bangku SD, mengunjungi Museum Jenderal AH Nasution agar mengetahui sejarah peristiwa G30S/PKI.
"Sengaja ajak anak ke sini. Penasaran juga ingin tahun tempatnya dan peristiwa waktu pasukan Tjakrabirawa ke rumah AH. Nasution," ujar Izul kepada Tribunnews.
Sementara itu, hingga pukul 15.00 WIB, para pengunjung terus berdatangan ke museum.