Jenderal Gatot Nurmantyo dan Pusaran Politik,Saksikan Malam ini Kompas TV
Benarkah Gatot Nurmantyo sedang mempersiapkan diri untuk maju dalam Pilpres 2019 mendatang?
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Bapak merasa tersanjung atau justru terganggu, ketika nama Bapak digadang-gadang sebagai calon presiden pada 2019 mendatang ?”
Pertanyaan itu dilontarkan Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosianna Silalahi kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dalam wawancara khusus jelang peringatan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia.
Ulang tahun TNI kali ini memiliki arti yang sangat spesial bagi mantan Kepala Staf Angkatan Darat KSAD itu.
Tahun ini akan menjadi upacara HUT TNI terakhir yang dipimpin Jenderal Gatot Nurmantyo sejak diangkat menjadi Panglima TNI pada 8 Juli 2015 lalu.
Jenderal Gatot Nurmantyo akan pensiun pada Maret 2018 nanti. Itu artinya 6 bulan dari sekarang, dan 9 bulan jelang tahun dilaksanakannya Pemilu Presiden 2019.
Jenderal lulusan Akademi Militer tahun 1982 ini, kini banyak disebut sebagai salah satu nama yang dianggap layak menjadi pemimpin nasional. Sejumlah partai politik telah meliriknya.
Mantan Pangkostrad (2013-2014) ini menjadi perbincangan banyak kalangan karena dinilai telah berpolitik, terutama setelah ia bicara soal akan masuknya 5000 senjata impor ilegal.
Pernyataan yang disampaikan di depan para purnawirawan TNI itu sontak membuah gaduh jagat politik Tanah Air.
Menkopolhukam Wiranto dan dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membantah pernyataan itu.
Di rapat kabinet, Presiden Jokowi memerintahkan seluruh jajaran kabinet untuk fokus pada tugas masing-masing. Jokowi minta pembantunya tidak membuat gaduh.
“Apakah Bapak merasa pernyataan soal gaduh itu ditujukan kepada Bapak ?” Rosi mempertanyakan pendapat Jenderal Gatot soal teguran Presiden Jokowi itu.
“Pernyataan Bapak soal serbu, dinilai tidak elok disampaikan seorang Panglima TNI. Seperti ada situasi yang seram. Bagaimana menurut Bapak? ” Rosi kembali mempertanyakan soal kata ‘serbu’ yang digunakan Panglima TNI.
“Atasan saya cuma konstitusi dan Presiden. Menkopolhukam dan Menteri Pertahanan bukan atasan saya,” Begitu bantahan Jenderal Gatot Nurmantyo ketika disinggung soal akhir dari merebaknya kisruh soal senjata.
Sebelumnya kisruh soal senjata merebak, Jenderal Gatot juga menelurkan kebijakan kontroversial. Ia menyerukan nonton bareng film G30 S/PKI, besutan Arifin C Noer yang selama ini dianggap bagian propaganda Orde Baru.