Panglima TNI Tengah Mainkan Politik Penyeimbang
Ia menyebut pernyataan itu dilontarkan Panglima TNI sebagai tindakan preventif atau pencegahan mengenai isu impor senjata ilegal.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirajuddin Abbas menyatakan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai polemik impor senjata api merupakan sebuah sikap politik penyeimbang atau yang disebutnya politik referee.
Ia menyebut pernyataan itu dilontarkan Panglima TNI sebagai tindakan preventif atau pencegahan mengenai isu impor senjata ilegal.
"Akibat pernyataan Panglima TNI itu Menteri Pertahanan dan Menkopolhukam segera melakukan koordinasi mengenai pengadaan senjata api. Kalau saja pernyataan itu tidak dikeluarkan bisa saja publik tidak mampu mendesak pemerintah agar awas terhadap pengadaan senjata api di dalam negeri," katanya saat ditemui di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2017).
Baca: Bendahara Saracen dan Tamasya Al-Maidah Ternyata Memiliki Hubungan Adik Kakak
Tapi Sirajuddin juga tidak menampik bahwa Panglima TNI memainkan politik dua kaki, di samping sebagai penyeimbang, Gatot Nurmantyo juga dinilai tengah membangun elektabilitas politik.
Sirajuddin menilai langkah Gatot sebagai bentuk 'low politic' atau politik untuk meraih simpati.
"Terutama simpati dari masyarakat muslim dan tokoh yang dianggap mewakili Islam. Dan juga untuk menjajaki kendaraan politik di masa depan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.