Setya Novanto Disebut Jadi 'Ancaman' bagi Golkar
Pengamat politik dari UI Arbi Sanit mengganggap sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto akan menjadi ancaman bagi Golkar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengganggap sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) akan menjadi ancaman bagi Golkar meski tak lagi menyandang status tersangka.
Sebab, mayoritas publik dinilai tak lagi punya respek dan percaya kepada Ketua DPR RI tersebut.
Meski Setnov tak lagi menyandang status sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP.
"Ancaman untuk tidak populer dalam Pilkada dan Pemilu yang akan datang. Akan ada risiko menolak Novanto dari internal Golkar. Ini partai pasti akan terbelah," kata Arbi seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Sabtu (7/10/2017).
Harusnya kata Arbi, Golkar segera mengganti Novanto selagi ada waktu untuk persiapan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang sudah bergulir tahapannya.
Baca: Aditya Anugrah Moha Kader Golkar ke-8 yang Dicokok KPK
"Jadi saya kira justru lebih cepat pergantian ini lebih punya waktu Golkar untuk memperbaiki kepercayaan publik. Jadi jangan coba-coba Golkar menunda-nunda," kata Arbi.
Meski diakui Arbi, mengganti pucuk pimpinan partai berlambang pohon Beringin tersebut tak serta-merta menyelesaikan persoalan menguapnya kepercayaan publik terhadap Golkar.
"Ya tentu tidak segera otomatis. Tapi kan Golkar punya basis atau pijakan untuk memperbaiki diri dan bisa tumbuh kembali. Itu apabila pengganti Setnov adalah orang yang yang layak dipercaya. Cuman ada konflik di dalam, pihak Setnov akan menunda-nunda terus, akan menghilangkan upaya untuk menggusur Novanto," lanjutnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menegaskan bahwa Setya Novanto tetap dipertahankan sebagai ketua umum partai.
Baca: Aditya dan Hakim Sudiwardono Bikin Janji Bertemu untuk Serah Terima Uang, Kodenya Pengajian
Sebab, kata Idrus, Novanto telah mengeluarkan memo bahwa dirinya tetap sebagai pemimpin tertinggi Golkar.
"Novanto kembali memimpin dan sudah juga mengeluarkan memo kepada saya untuk menyampaikan bahwa beliau akan kembali memimpin setelah sakit kemarin dan aktif sebagai Ketum DPP Partai Golkar. Enggak ada masalah," kata Idrus.
Penggerak Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG), M Shoim Haris mengatakan Golkar sudah berada di titik nadir.