Purwati Tetap Jualan Kopi keliling Meski Anaknya Berhasil Terbang ke Kanada
"Saya sudah jualan sejak 2003 di sekitar kawasan Senen. Sehari rata-rata dapat Rp 20.000 - Rp 30.000 untuk makan,"
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Purwati (46), seorang pedagang kopi keliling menjadi pembicaraan lantaran anaknya Monica (15) berhasil memenangkan perlombaan untuk mengikuti 8th Milestones of a Global Campaign for Violence Prevention Meeting di Ottawa, Kanada.
Acara tersebut merupakan program World Health Organization (WHO) yang akan berlangsung 19-20 Oktober 2017.
Baca: Khofifah Kini Kantongi Dukungan Dari Golkar, PPP, Hanura, Demokrat, dan NasDem
Kini Purwati tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RSPA) Bambu Apus, Jakarta Timur bersama anak bungsunya Subhi (10) karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap di Jakarta.
Rabu (11/10/2017) pagi, Purwati menerima kunjungan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Baca: Usai Bertemu Surya Paloh, Khofifah Akan Temui 100 Kiai di Jawa Timur Tentukan Calon Wakil Gubernur
Usai pertemuan dengan Khofifah, Purwati mengatakan akan tetap menjadi pedagang kopi keliling walaupun sang anak berhasil ke Kanada dan mendapat apresiasi dari seorang menteri.
"Saya sudah jualan sejak 2003 di sekitar kawasan Senen. Sehari rata-rata dapat Rp 20.000 - Rp 30.000 untuk makan, ya penghasilan saya dari itu saja," ungkapnya.
Baca: Dirjen Otda Sebut Penyerang Kemendagri Sudah 2 Bulan Berdemo Desak Pasangan Calon Kalah Dilantik
Akibat pemberitaan yang gencar, Purwati berhasil diarahkan Dinas Sosial Jakarta untuk bertempat tinggal sementara di RSPA Bambu Apus dan dibantu sampai memperoleh hunian tetap yang layak.
Kini, ia juga mendapat bantuan berupa sepeda untuk berjualan kopi dan sepeda untuk anaknya.
"Dapat bantuan yang lainnya juga dan berupa peralatan sekolah anak saya," katanya.
Baca: 6 Bulan Tidak Terungkap, Koalisi Masyarakat Sipil Galang Dukungan Penuntasan Kasus Novel Baswedan
Purwati dan Monica sendiri sudah terpisah sejak Monica berumur tiga bulan.
Monica kini diasuh di sebuah yayasan di Yogyakarta, sementara Purwati yang berada di Jakarta masih menyempatkan diri menemui putrinya tersebut setahun sekali.