''Densus Tipikor Jadi Bukti Polri Bertekad Ingin Bersih''
Karena menurut Dosen hukum pidana Universitas Trisakti ini, memang perlu penguatan pemberantasan korupsi yang ditangani Polri.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Yenti Garnasih menilai pembentukan Densus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) oleh Polri bagus dan semestinya diapresiasi.
Karena menurut Dosen hukum pidana Universitas Trisakti ini, memang perlu penguatan pemberantasan korupsi yang ditangani Polri.
Mantan Pansel KPK ini pun menilai tidak bisa dikatakan bahwa pemberantasan fokus lebih pada KPK.
Baca: Bupati Rita Akui Bos PT CGA Setor Uang untuk Proyek di Kukar
Karena yang ditangani KPK hanya korupsi tertentu yang ada pada pasal 11 UU KPK.
"Yang ditangani Polri korupsi selain itu yang jumlahnya dalam satu tahun diatas 1000 dan hampir 2000 perkara. Jadi yang ditangani Polri beda dengan KPK yang setiap tahun tidak sampai 100 kasus," ujar Yenti kepada Tribunnews.com, Rabu (18/10/2017).
Selain itu menurutnya, Densus Tipikor tidak ada kaitannya dengan KPK.
Dia melihat Densus adalah strategi internal kelembagaan Polri untuk memperkuat tugas polri dalam memberantas tipikor.
"Termasuk memperlihatkan tekad Polri untuk tidak korup dan agar kasus yang ditangani tuntas cepat dan tidak lagi ada tunggakan apalagi dilakukan dengan koruptif. Jadi bukan untuk menyaingi KPK apalagi menggantikan KPK," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menjelaskan, DPR siap meloloskan anggaran untuk pengembangan unit berupa Densus Tipikor.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya menjelaskan, Korps Bhayangkara butuh uang sebesar Rp 2,6 triliun untuk membentuk Densus Tipikor.
"Jangankan kepolisian, Kejaksaan pun kalau mau. Kewenangannya kan sama," kata Benny kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).
Politikus Partai Demokrat ini berharap, penyediaan anggaran tidak menuai anggapan negatif di masyarakat.