Kapolri Tegaskan Kepedulian Terhadap Korban Perkosaan: Ibu, Istri, dan Anak Saya Juga Wanita
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan bahwa pihaknya sangat peduli terhadap perempuan yang menjadi korban pemerkosaan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan bahwa pihaknya sangat peduli terhadap perempuan yang menjadi korban pemerkosaan.
Hal tersebut disampaikan Tito, seusai menggelar pertemuan dengan 18 perwakilan aktivis organisasi perempuan di rumah dinasnya, Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2017).
Tito mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penanganan khusus untuk kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
Baca: Reaksi Pengemudi Taksi Online Setelah Dibolehkan Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta
“Saya sangat peduli dan saya sangat mendorong pembentukan unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) baru bahkan tadi saya akan mengeluarkan TR, telegram ya, yang berisi perintah dan arahan kepada seluruh wilayah agar lebih concern dalam menangani masalah perempuan dan anak,” ujar Tito.
Bahkan Tito mengungkapkan bahwa dirinya memerintahkan kepada Kabareskrim, Komjen Pol Ari Dono untuk membuat standar operasional khusus menangani masalah perempuan dan anak.
“Kita akan membuatkan standard operating procedure oleh Kabareskim, bagaimana agar standar penanganan perempuan dan anak di seluruh Indonesia sama. Di Mabes, Polda, Polres, Polsek, semua sama,” ungkap Tito.
Tito juga memberikan arahan kepada Sekolah Polisi Negara (SPN) agar SPN memberikan pelatihan-pelatihan kepada para Polwan untuk dapat menangani masalah perempuan dan anak.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini berjanji penanganan kasus yang melibatkan perempuan dan anak akan terus tingkatkan.
"Jangan salah. Ibu saya wanita, istri saya wanita, putri saya pun wanita. Mana mungkin saya ga peduli sama wanita," tambah Tito.
Sebelumnya para aktivis perempuan mengkritik pernyataan Kapolri dalam sebuah wawancara khusus dengan media online, tentang korban tindak pemerkosaan dan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).