Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketum PPP Dorong Pemuda Jadikan Indonesia Semakin Unggul

Maka itu, Romi menyatakan, saatnya pemuda mampu menjadi bagian dari Indonesia yang menghadapi aneka tantangan.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Ketum PPP Dorong Pemuda Jadikan Indonesia Semakin Unggul
Istimewa
Ketua Umum PPP Romahurmuziy 

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy mengharapkan, para pemuda memiliki kesadaran lebih menjadikan Indonesia tampil di kancah internasional dengan lebih unggul dan bermartabat.

Hal itu dikatakan Romahurmuziy bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

"Diluar angka-angka negatif seperti meningkatnya kriminalitas, narkoba pornografi, dan pornoaksi," kata Romi usai menghadiri dialog pengurus Kelompok Kerja Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Ibtidaiyah, di Hotel Pramesthi Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2017).

Baca: Megawati Ingin Baguna PDIP Berkualitas dan Gerak Cepat Tangani Bencana

Romi sapaan akrab Romahurmuziy menyatakan, dunia saat ini cenderung dipimpin oleh pemimpin muda usia seperti Presiden Austria Sebastian Kurz berusia 31 tahun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Kate Laurell Ardern berusia 37 tahun, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berusia 39 tahun.

"Pemuda di Indonesia juga harus mempersiapkan mengikutinya. Dalam bidang lain kita ketahui ada 10 orang mengubah wajah digital dunia semuanya adalah anak-anak muda berusia dibawah 30 tahun, ini menunjukkan perubahan yang begitu cepat itu hanya bisa diikuti generasi muda," kata Romi.

Maka itu, Romi menyatakan, saatnya pemuda mampu menjadi bagian dari Indonesia yang menghadapi aneka tantangan.

Dijelaskan, terdapat lima tantangan diantaranya pertama terkait merebaknya narkoba di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Kedua, terkait pornografi dan pornoaksi yang dituntut peran pemerintah semakin ketat menyaring seluruh situs-situs di Indonesia agar tidak merusak mental generasi muda.

Sementara ketiga, lanjutnya, adalah tantangan serbuan ideologi transnasional seperti liberalisme, komunisme, radikalisme, yang kesemuanya mampu memiliki potensi bahaya laten menggoyang Pancasila dan NKRI ke depan.

Baca: Korban Insiden Pabrik Petasan Akan Dimakamkan di Tangerang

"Nah atas itu, kita harus membekali anak-anak kita dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyaring ideologi yang menyerbu Indonesia itu positif dan negatifnya apa? sekaligus bagaimana upaya persuasif untuk menangkalnya," terangnya.

Keempat, ujar Romi yang juga Anggota Komisi XI ini, adalah tantangan dari globalisasi, telah membuat dunia menjadi tanpa batas mengakibatkan timbulnya kecenderungan-kecenderungan baru.

"Tidak selalu positif antara lain meningkatnya indifidualisme hingga kecenderungan semakin hilangnya sentuhan emosional dalam menghadapi persoalan," ujarnya.

Sedangkan tantangan kelima, yakni terkait demokrasi. Dalam hal ini, kecenderungan pemuda semakin apolitis (anti politik).

Dikatakan, hampir seluruh survei dilakukan lembaga-lembaga menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan apoltis dikalangan anak muda atau pemilih pemula lebih tinggi dibandingkan tingkat kecenderungan apolitis ditingkat generasi yang lebih tua.

Karenanya, Romi mengimbau adanya penyadaran pada pemuda bahwa politik itu adalah memperjuangkan nilai-nilai luhur dari idealisme yang digagas masing masing partai politik atas aspirasi anggotanya.

"Segingga yang diperlukan bukan menjadi apolitis dan menjauh dari politik dan partai politik, tapi justru proaktif dalam politik dan partai politik sehingga kita bisa mendapatkan generasi-generasi melek politik, yang sadar akan tantangan yang dihadapi bangsanya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas