PDI Perjuangan Mau Jokowi dan Cawapresnya Seperti Megawati-Hamzah Haz
PDI Perjuangan sampai saat ini belum memutuskan bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo pada Pemilu 2019.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PDI Perjuangan sampai saat ini belum memutuskan bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo pada Pemilu 2019.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, yang terpenting, pendamping Jokowi kelak harus bisa bekerja sama, memiliki visi yang sama, dan pendapatnya tidak saling bertentangan.
"Wakil kan membantu presiden. Jangan wapres punya politik yang berbeda dengan presidennya," ujar Hasto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).
Baca: Tukang Ojek Luka Parah Ditusuk Rekannya, Diduga Persoalan Asmara
Hasto menyinggung hubungan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden keenam RI dan didampingi Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.
Keduanya disatukan bukan karena lobi politik, melainkan "dijodohkan" oleh MPR.
Namun, keduanya memiliki satu paduan dalam memimpin Indonesia saat itu.
"Bu Mega bicara pada Pak Hamzah Haz, 'Kalau di antara kita tidak kompak, kita ngangkat alis saja, maka rakyat bergerak'," kata Hasto menirukan ucapan Megawati kepada Hamzah Haz kala itu.
Megawati, kata Hasto, selalu meminta Hamzah untuk mengingatkan dirinya.
Jika tidak setuju dengan keputusan yang akan diambil presiden,Megawati meminta Hamzah memberikan kode yang menandakan ketidaksetujuan.
"'Kalau saya mengambil putusan dalam sidang kabinet, sebelum palu saya ketok, kalau pak Hamzah ada tidak setuju, tolong pegang tangan saya'," kata Hasto kembali menirukan Megawati.
Hasto menuturkan, kode memegang tangan Megawati itu akan menjadi tanda agar Megawati tidak jadi mengambil keputusan.
Baca: Tatapan Kosong Rasyid Saat Lihat Istrinya di Balik Peti Jenazah
Saat disinggung bagaimana dengan hubungan Jokowi dengan wakilnya, Jusuf Kalla, Hasto enggan menanggapinya.