Pemuda Muhammadiyah: Sumpah Lawan Korupsi dan Narkoba, Adalah Sumpah Pemuda Jaman Now
"Pun dirampas korporasi rakus dan orang-orang yang dengan tega merampas hak-hak masa depan pembangunan dan pelayanan publik,"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Pemuda Muhammadiyah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah titik awal kesadaran kolektif untuk bersatu sebagai bangsa dan negara, menjaga satu tanah air dengan bahasa tunggal yakni bahasa Indonesia yang menyatukan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan secara filosofis yang dilakukan para pemuda saat itu bukan upaya membentuk keseragaman dalam satu bangsa dan negara.
Baca: PKS Persilakan PDI Perjuangan Pinang Netty Heriawan Untuk Pilgub Jabar
Namun, memperkuat identitas keberagaman dengan mengakui keberagaman itu akan mampu menyatukan karena nalar sehat keinginan untuk hidup bersama dan saling berbagi dalam satu Indonesia.
Jadi, para Pemuda tahun 1928 sejatinya mewariskan semangat dialogis yang kuat.
Dialog dalam keberagaman, dimana nalar sehat adalah instrument utama dalam dialog tersebut, sehingga keberagaman dipahami sebagai pemersatu dan kekuatan bukan kelemahan, ditambah para pemuda saat itu memiliki musuh bersama bernama kolonialisme.
Saat ini dia menilai, penting kembali merefleksikan nilai dasar sumpah pemuda 1928 itu sebagai upaya merawat nalar yang menyatukan, dimana penting membangun kesadaran kolektif untuk terus membangun tradisi dialogis diatas keberagaman.
Baca: PKS Mengaku Sudah Jalin Komunikasi Dengan PDIP di Semua Level Untuk Pilgub Jabar
Tantangan generasi milenial adalah sosial media yang justru penuh dengan destruksi yang bukan justru menghasilkan tradisi dialogis namun tradisi monologis.
Ditambah lagi dengan absennya akhlak dengan destruksi produksi fitnah-fitnah melalui Hoax yang dilakukan akun-akun anonim yang tidak bertanggungjawab.
Jadi, saat ini dibutuhkan semangat menggembirakan kembali dialog untuk menjaga keberagaman.
Serta memaknai Indonesia yang satu juga perlu dilakukan untuk mengingatkan bahwa pemuda memiliki musuh yang akan merusak hak masa depan pemuda yakni, kejahatan korupsi dan Narkoba.
Baca: Soal Reklamasi, Ketua DPD Golkar Jakarta: Kalau Dibiarkan Jakarta Tenggelam Tahun 2040
Bila, dulu kolonialisme merampas masa depan pemuda atas negara yang merdeka, kini hak masa depan Indonesia yang bermartabat, cerdas dan sejahtera dirampas dan diancam prilaku korup para politisi rakus.
"Pun dirampas korporasi rakus dan orang-orang yang dengan tega merampas hak-hak masa depan pembangunan dan pelayanan publik untuk kepentingan pribadi dan golongannya," ujar Dahnil Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Minggu (29/10/2017).
Baca: Begini Kronologi Ambruknya Tol Pasuruan-Probolinggo Hingga Akibatkan Seorang Tewas dan 2 Luka Berat
"Pun demikian dengan narkoba," tambahnya.
Maka, sikap terang perlawanan terhadap korupsi yang dimulai dari pilihan gaya hidup antikorupsi dan antinarkoba di kalangan pemuda bisa menjadi jalan membangun kesadaran kolektif menyatukan Indonesia melalui tradisi dialog.