Pendidikan Sarana Paling Ampuh Tumbuhkan Karakter Masyarakat Terbuka dan Toleran
Fajar menyampaikan bahwa Indonesia sesungguhnya memiliki perjalanan budaya yang panjang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendidikan merupakan sarana paling ampuh untuk menumbuhkan karakter masyarakat yang terbuka dan toleran.
Demikian Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fajar Riza Ul Haq sampaikan saat berbicara di hadapan ratusan peserta Seminar Nasional Pendidikan dan Kebudayaan, di aula STKIP Muhammadiyah Bogor, Selasa (31/10/2017).
Melalui forum ini, Fajar kembali menekankan pentingnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
Untuk itu Fajar mengajak seluruh unsur pendidikan, mulai dari institusi, sivitas akademika, dan seluruh stakeholders pendidikan Tanah Air untuk menyadari peran penting tersebut.
Dalam paparannya, Fajar menyampaikan bahwa Indonesia sesungguhnya memiliki perjalanan budaya yang panjang.
Baca: Panglima TNI Tegaskan Penetapan Tersangka Pembelian Heli AW 101 Punya Bukti Kuat
“Jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945, pelbagai unsur peradaban dunia telah datang, tumbuh berkembang, berpadu, dan bersenyawa dengan unsur-unsur kebudayaan, termasuk sistem keyakinan, yang telah lama ada di Nusantara,” papar Fajar.
Fajar menegaskan, membangun Indonesia berkebudayaan bukanlah proyek yang akan berhenti di satu titik dan bukan pula proses statis yang ajek.
Perjalanan inilah yang kemudian menjadikan Indonesia sebagai sebuah negeri yang seharusnya memiliki jati diri terbuka, kosmopolit, adaptif, dan mengedepankan harmoni.
Untuk itu, Fajar menawarkan perlunya membaca ulang Indonesia sebagai bangsa yang berkebudayaan di saat bangsa ini memasuki gejolak abad ke-21.
Menurut Fajar, ada dinamika global yang tidak bisa dihindari, yakni pertemuan nilai-nilai kebudayaan antar-bangsa dan peradaban, yang seharusnya dipahami dalam konteks dialog dan saling memperkaya, bukan berbenturan atau bahkan saling berkonflik.
Dia tegaskan, Indonesia yang berkebudayaan hari ini harus mengedepankan nilai-nilai budaya kemajuan, keterbukaan, toleransi, solidaritas sosial, kerja keras dan meritokrasi berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.
"Hal ini semakin relevan di saat publik kita dibelah oleh isu pribumi dan non pribumi, serta ancaman perpecahan yang menghantui seiring mengerasnya identitas keagamaan dalam pilihan politik,” ujar Fajar.
Di sinilah tugas besar dunia pendidikan yang menurut Fajar merupakan sarana paling ampuh dalam mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan yang berkarakter kemajuan.
“Institusi pendidikan yang berkemajuan lahir dari imajinasi Indonesia yang berkebudayaan dan menyokong budaya kemajuan,” kata Fajar.
Selain Fajar, seminar yang dihelat STKIP Muhammadiyah Bogor tersebut juga dihadiri oleh pembicara Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Prof. Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd, dan Ketua STIKIP Muhammadiyah Bogor Yusfitriadi, M.Pd.
Seminar yang dimoderatori oleh Nunu Nugraha, M.Pd ini mengambil tema “Peningkatan Mutu Pendidikan dan Penguatan Nilai Kebudayaan untuk Indonesia Berkemajuan”.