Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teror Novel Baswedan Jadi PR, Polri Beberkan Alasan Kesulitannya

Sudah kurang lebih enam bulan kasus penyiraman tersebut belum terungkap juga siapa pelakunya.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Teror Novel Baswedan Jadi PR, Polri Beberkan Alasan Kesulitannya
Abdul Qodir/Tribunnews.com
Brigjen Rikwanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teror penyiraman air keras pada Novel Baswedan sudah berjalan hingga hari ke 206 atau lebih dari enam bulan dan hingga kini belum terungkap.‎

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Rikwanto mengakui penuntasan kasus teror penyiraman air keras pada penyidik senior KPK ini memang masih menjadi tugas yang berat untuk penyidik Polri.

Jenderal bintang satu ini menuturkan pihaknya sudah berusaha untuk mengungkap kasus tersebut dengan memeriksa berbagai saksi.

"Sudah kurang lebih enam bulan kasus penyiraman tersebut belum terungkap juga siapa pelakunya. Walaupun sudah lima orang diduga pelaku di amankan dan diperiksa oleh penyidik, namun semuanya disimpulkan tidak terlibat,‎" ungkap Rikawanto dalam pesan singkatnya, Sabtu (4/11/2017).

Baca: Pengendara Motor Tertimpa Beton 3 Ton Sudah Keluar dari RS Pertamina

Rikwanto menjelaskan alasan penyidik kesulitan menuntaskan kasus itu.

Pertama, penyidik sudah menggunakan dua metode yakni teknik induktif yakni penyidikan yang dilakukan langsung dari tempat perkara.

Berita Rekomendasi

Kemudian, tekhnik deduktif y‎ang dilakukan dengan cara menganalisa motif serta latar belakang korban Novel Baswedan.

Berangkat dari tekhnik deduktif ini, penyidik menelisik siapa saja pihak-pihak yang diduga berkaitan dengan kasus.

‎"Dari dua cara ini sering sangat efektif untuk mengungkap kasus pidana yang terjadi," kata Rikwanto.

Berbeda dengan kasus air keras yang dialami Novel, menurut mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu, kasus ini tergolong rumit karena peristiwa pidana yang terjadi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak berkaitan dengan yang lainnya.

"Karakteristik tingkat kesulitan mengungkapnya berbeda satu sama lain, berkaitan dengan type pelaku, waktu, dan lokasi," tegasnya.

Rikwanto juga ‎mencontohkan kasus serupa seperti Novel Baswedan yang belum terungkap yakni penembakan anggota Provost Polri di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, serta penembakan anggota Polri di daerah Ciputat.

"Belum terungkapnya kasus-kasus tersebut bukan berarti karena penyidik tidak bekerja atau tidak serius mengungkap. Namun kendala tehnis yg ditemukan dilapangan sering membuat proses penyidikan menemui jalan buntu," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas