Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebaran Paham Radikal di Kampus Sudah Gawat Sekali kata Suhardi Alius

Kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat luar biasa selama ini telah selama ini telah menggerus dan mereduksi nilai-nilai kebangsaan bagi genera

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Penyebaran Paham Radikal di Kampus Sudah Gawat Sekali kata Suhardi Alius
humas BNPT
Suhardi Alius berikan kuliah umum 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat luar biasa selama ini telah selama ini telah menggerus dan mereduksi nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda Indonesia.

Untuk itu dengan kajuan teknologi yang pesat ini generasi muda bangsa harus tetap waspada dalam menerima segala informasi yang masuk sebagai upaya mempertahankan jatidirinya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH, saat memberikan kuliah umum di hadapan sekitar 500 mahasiswa dari beberapa perguaruan tinggi yang ada di Bandung dengan tema “Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme” yang berlangsung di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (8/11/2017) siang.

“Kita melihat masalah natonality (kebangsaan) ini sudah mulai tereduksi karena kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat luar biasa. Apalagi dengan adanya alat ini (sambil memegang smartphone), semua informai baik dan buruk bisa diakses dengan mudah, cepat dan tanpa batas,” ujar Kepala BNPT.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kabareskrim Polri ini  mengatakan, dengan revolusi khususnya di bidang informasi yang membuat dunia tanpa batas atau border ini betul-betul menjadi sesuatu yang sangat kita waspadai bersama-sama demi kerukunan bangsa.

“Dengan kemajuan teknologi kita semua mendapatkan manfaat kemudahan untuk mengakses informasi secepat mungkin, tapi bukan berarti tidak ada eksesnya yang dapat merugikan kita semua,” ujar mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini

Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat ini mengingatkan kepada para generasi muda pada khususnya yang nantinya merupakan calon penerus bangsa untuk lebih berhati-hati dalam menerima segala informasi yang masuk.

Berita Rekomendasi

“Adik-adik harus punya kemampuan untuk memilih dan memilah dalam menerima segala informasi yang masuk sehingga betul-betul bisa mempertahankan jatidiri kita sebagai bangsa yang hidup dalam kebhinnekaan,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.

Terhadap masalah kebangsaan, dirinya melihat bagaimana bangsa Indonesia ini didirikan dengan air mata, perjuangan, darah sampai pengorbanan oleh para pendahulu kita pada saat itu.

Hal tersebut tentunya harus dapat  dipertahankan dalam mengisi kemerdekaan ini. Jati diri bangsa harus di ingat betul bagaimana pejuang-pejuang dahulu itu berkontribusi dalam rangka merebut kemerdekaan bagi bangsa ini.

“Untuk itu lah kami meminta kepada para generasi muda untuk mengingat kembali sejarah bahwa Indonesia ini didapat tidak dengan dengan cuma-cuma, tetapi dengan perjuangan. Sebagai generasi muda tentunya punya kewajiban untuk mengisi kemerdekaan dengan baik,” ujarnya.

Mantan Kadiv Humas Pokri ini meminta kepada generasi muda untuk tidak melupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang beragam ini.

Apalagi dengan informasi digital yang sangat luar biasa ini sudah banyak sekali hal-hal yang kita lihat bersama seperti gangguan dan cobaan lain yang ingin memecah belah bangsa.

“Tentunya dibutuhkan kewaspadaan, rasa nasionalisme yang tinggi untuk dapat memilih dan memilah sehingga kerukunan dalam umat beragama, kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi NKRI dapat kita pertahankan demi kejayaan bangsa,” tutur alumni Akpol tahun 1985 ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas