Panglima Pensiun Maret Tahun Depan, Momentum Presiden Jokowi Melakukan Penataan Internal TNI
Kata Hendardi, TNI merupakan salah satu simbol pertahanan negara. Karena itu, performa TNI menjadi representasi wajah kekuatan suatu negara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan memasuki masa pensiun bulan Maret 2018. Hendardi, Ketua Setara Institute menilai, hal tersebut menjadi momentum bagi Presiden Jokowi untuk menata organisasi di internal TNI.
"Pergantian Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo karena akan memasuki masa pensiun, sebagai momentum penataan secara utuh organisasi dan kepemimpinan TNI. Jokowi harus memastikan calon pengganti Gatot Nurmantyo adalah sosok yang aware dengan beragam tantangan," kata Hendardi dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Senin (13/11/2017).
Tantangan yang dia maksud adalah soliditas, profesionalisme, kesejahteraan, reformasi peradilan militer, penanganan bisnis tentara, akuntabilitas anggaran, dan ketundukkan TNI pada supremasi sipil.
"Kepemimpinan baru (Panglima TNI) haruslah sosok yang terbuka, reformis, dan satu padu dalam langkah dan perbuatan dengan Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi TNI. Gagasan dan program kemaritiman Jokowi, juga bisa jadi pertimbangan kebutuhan mencari sosok Panglima TNI yang mendukung penguatan pembangunan kemaritiman. Sekaligus membangun tradisi bergilir dalam memimpin TNI yang terdiri dari 3 angkatan," kata dia.
Baca: Tarif Listrik Golongan 900 VA Non-Subsidi Tidak Naik
Kata Hendardi, TNI merupakan salah satu simbol pertahanan negara. Karena itu, performa TNI menjadi representasi wajah kekuatan suatu negara.
"Gatot akan pensiun pada Maret 2018, tetapi sebagai pemegang hak prerogratif, Jokowi bisa segera mengusulkan nama-nama pengganti Gatot Nurmantyo," ungkapnya.
Selain proses di DPR yang cukup lama, menyegerakan pergantian Panglima TNI juga akan mempercepat penuntasan agenda reformasi TNI, yang selama kepemimpinan Gatot dinilainya cenderung stagnan.