SPBU Rutin Lakukan Kendali Mutu dan Takaran
Konsumen yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU, seringkali mengira kualitas dan kuantitas sudah sesuai atau tidak.
TRIBUNNEWS.COM - Konsumen yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU, seringkali mengira kualitas dan kuantitas sudah sesuai atau tidak. Sales Executive Retail Wilayah XII NTT Pertamina, Wahyudi Wirjanto, mengatakan hal ini ketika ditemui Pos Kupang, Senin (13/11/2017). Ia dihubungi terkait prosedur penanganan kendali takaran dan mutu di SPBU.
"Guna kendali mutu, setiap mobil tangki BBM tiba dan sebelum BBM dibongkar, SPBU nengambil sampel satu liter setiap kompartemen mobil tangki, kemudian kadar densitas diuji melalui hidrometer. Juga temperatur sampel BBM diukur. Hal ini untuk membuktikan bahwa BBM yang akan dibongkar sudah sesuai dengan jenis yang dipesan dan siap untuk dijual," kata Wahyudi.
Setelah pembongkaran BBM mobil tangki, sampel BBM lalu disegel dan disimpan di kantor. Sampel yang wajib disimpan yaitu dua sampel pembongkaran terakhir.
Setiap tahun kata Wahyudi, mesin pompa wajib ditera ulang oleh meterologi. Tera ulang ini untuk menjamin takaran jumlah BBM yang dijual. Caranya, dari nosel tersebut dikeluarkan BBM sebanyak 20 liter atau 20.000 mililiter lalu dituangkan ke dalam bejana ukur 20 liter.
Toleransinya adalah ± 60 mililiter. Artinya, dari setiap 20.000 ml BBM yang dikeluarkan melalui nosel, maka toleransi minus adalah 60 ml, yakni 19.940 ml yang diterima, tidak boleh kurang atau maksimal 60 ml kelebihannya.
"Bila terjadi keluhan mengenai takaran dan mutu BBM yang dibeli di SPBU, konsumen dapat menghubungi call center 1.500 000 atau melalui email pcc@pertamina.com. Kami sangat menghargai masukkan dan saran guna perbaikan pelayanan di masa yang akan datang," kata Wahyudi. Supervisor SPBU 5485106 PT Citra Kupang Permai Oesapa, Nanuk Dwi Yuliawan, Rabu (15/11/2017), mengatakan, pengujian mutu ini mereka lakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
"Kami lakukan dengan sangat teliti untuk menjaga kualitas produk BBM," katanya. Memang kata dia, pengujian ini untuk mengetahui bila ada minyak yang kotor atau tercampur air atau kandungan BBM yang kurang bagus. Dia mengatakan, pernah ada konsumen yang merasa jarum penunjuk di kendaraan tidak naik saat mengisi BBM. "Kami selesaikan dengan baik-baik. Kami uji lewat gelas ukur," katanya. Akhirnya konsumen tahu ternyata jarum kendaraan tidak berfungsi normal. (ira)