Dari Penjara Sukamiskin, Mantan Kader Golkar Tulis Surat Terbuka soal Setya Novanto
Tuduhan atas Mas Setnov di kasus E-KTP bisa benar bisa tidak, dan hanya Mas Setnov dan Tuhan yang tau.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus yang menjerat Ketua Umum yang juga Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi perhatian publik akhir-akhir ini.
Mantan anggota fraksi Partai Golkar, Budi Supriyanto yang tengah mendekam di penjara juga memperhatikan masalah hukum Novanto teersebut.
Budi bahkan sampai menuliskan sebuah surat yang ditujukan kepada kader, sesepuh, fungsionaris Golkar dalam menyikapi kasus Novanto.
Surat tersebut ditulis Budi di penjara Sukamiskin, Jumat (17/11/2017).
Dalam surat terbukanya, Budi meminta semua pihak untuk menghentikan hujatan kepada Setya Novanto.
Dirinya menganggap pemberitaan yang muncul sekarang ini kerap memojokkan Setya Novanto.
Baca: Rombongan Pangdam dan Kapolda Papua Sempat Ditembaki Gerombolan KKB Usai Evakuasi Sandera
Berikut isi surat yang ditulis Budi Supriyanto:
Hentikan Hujatan terhadap Mas Setya Novanto
Seluruh kader, sesepuh, fungsionaris Golkar di seluruh tanah air yang berbagai dimanapun berada.
Saya sebagai kader Golkar mantan Anggota DPR RI, saya sedih dan prihatin melihat musibah yang menimpa Mas Setnov sebagai ketua umum Partai Golkar. Pemberitaan yang luar biasa di media masa yang lebih cenderung memojokkan menghujat dll terhadap beliau. Tentunya menjadi beban yg sangat berat buat mas Setnov dan keluarganya.
Terlebih lagi hujatan dan cacian justru datang dari para sahabat kita dr partai Golkar yang pernah bersama sama berjuang membesarkan partai Golkar, atau bahkan dari orang orang dekat Mas Setnov yang bahkan telah banyak dibantu dan menikmati masa masa kejayaan Mas Setnov.
Betapa sedih dan Hancur perasaan hati Mas Setnov dan keluarganya menghadapi masalah ini. Pasti beliau merasa sendirian. Merasa tidak punya teman atau sahabat. Merasa terkucilkan dari dunianya atau keluarga besar partai Golkar yang selama ini dijadikam tempat utk bernaung, berjuang dan berkarya.
Saya bisa merasakan ini, karena saya mengalami sendiri musibah ini. Saya juga dijauhkan dan dijauhi dari rekan, sahabat yg dulu seperjuangan, bahkan sahabat dan saudara yang dulu pernah bersandar atau pernah saya bantu.
Kita yang sedang mengalami musibah ini benar benar hancur. Kita ibarat orang yang menderita HIV AIDS, tidak ada yang mau mendekat, tidak ada yang mau peduli dan tidak ada yang berempati pada kita.
Tuduhan atas Mas Setnov di kasus E-KTP bisa benar bisa tidak, dan hanya Mas Setnov dan Tuhan yang tau.