Khofifah Vs Gus Ipul, Pertarungan Ide dan Program
Dia yakin pertarungan di Jatim, tidak akan muncul isu primordial suku, agama, ras dan lainnya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keputusan Khofifah Indar Parawansa mengundurkan diri dari Menteri Sosial merupakan langkah yang baik demi memfokuskan diri pada usaha memenangkan pertarungan di Pilkada Jawa Timur 2018.
"Sebab beliau tidak bisa menjalankan dua pekerjaan secara beriringan, selain tidak produktif akan terjadi konflik kepentingan atau penyalagunaan wewenang," ujar pengamat politik Sebastian Salang kepada Tribunnews.com, Kamis (23/11/2017).
Bagi Khofifah, lebih lanjut, maju menjadi Calon Gubernur Jatim kali ini boleh jadi merupakan pertarungan terkahir. Sebab ini adalah kali ketiga ia ikut bertarung untuk posisi Jatim satu.
Meski demikian perjuangannya tidak mudah. Karena harus berhadapan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang sudah dua kali menjadi Wakil dari Gubernur Jatim, Soekarwo atau Pak De Karwo.
Situasi pertarungan kali ini cukup berbeda bagi Khofifah, lantaran lawan politiknya dulu yakni Pade Karwo, kini mendukungnya.
"Hal ini tentu membuat Khofifah makin percaya diri untuk maju," ujar Sebastian Salang.
Baca: Yogi, Santri yang Diakui Jokowi Miliki Wajah yang Mirip Dirinya
"Partai pendukungnya juga siap bekerja demi memenangkan jagonya," tegasnya kemudian.
Sebaliknya bagi Gus Ipul, imbuhnya, lawan terberatnya adalah Khofifah. Karena itu pertarungannya akan sangat sengit nantinya.
Apalagi keduanya merupakan kader NU. Basis dukungannya sama.
Pilkada Jatim Akan Jadi Contoh
Menariknya, pilkada Jatim akan berbeda dengan daerah lain, oleh karena yang akan menonjol menjadi jualan adalah ide dan program.
Dia yakin pertarungan di Jatim, tidak akan muncul isu primordial suku, agama, ras dan lainnya.
Sebab isu itu tidak akan laku dijual dan justru bisa kontra produktif jika hal itu digunakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.