Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nahdlatul Ulama Mengenang 20 Tahun Munas di Nusa Tenggara Barat

Setelah 20 tahun lamanya, Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar kembali digelar di tempat yang sama.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Nahdlatul Ulama Mengenang 20 Tahun Munas di Nusa Tenggara Barat
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj, saat ditemui usai menghadiri akad nikah putri Kepala BNN dan putra Kepala BIN yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalanan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dihiasi bendera hijau berlambang Nahdlatul Ulama.

Setelah 20 tahun lamanya, Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar kembali digelar di tempat yang sama.

Ribuan Nahdliyin memadati Islamic Center di Kota Mataram. Kamis (23/11/2017) kemarin, acara dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Kemeriahan begitu terasa. Dihadiri sekitar 1.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Ribuan warga tanpa undangan juga ikut memadati di sekitar area Islamic Center.

Baca: Air Mata Deisti Tak Lagi Terbendung Kala Menjenguk Setya Novanto di Tahanan

Lombok dipilih karena dianggap memiliki nilai historis. Pada 1997, NU menggelar Munas dan Konbes di Pulau Seribu Masjid ini.

Berita Rekomendasi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengenang, saat NU menggelar Munas dan Konbes 20 tahun lalu.

Saat itu, Ketua Umum PBNU dijabat oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Namun situasi politik berbeda dengan 2017. NU di bawah orde baru, menjadi penyeimbang kebijakan Pemerintah.

Menurut Said, 20 tahun lalu, tak banyak pejabat yang berani datang ke Munas dan Konbes NU.

"Tidak satu pun pejabat pemerintah yang hadir, apalagi Menteri Dalam Negeri, tidak akan berani hadir," ujar Said di Islamic Center, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/11/2017).

Baca: Kasus Korupsi Tender Proyek Terjadi Lagi di Perfektur Chiba Jepang

Seperti ditulis oleh Rijal Mumaziq dalam buku Strategi Kontra Intelijen Para Kiai.

Di zaman orde baru, Gus Dur, dikuntit intel pemerintah. Karena kerap mengkritisi kebijakan pemerintah.

Pada Muktamar NU di Situbondo, di mana NU memutuskan kembali ke khitahnya, para intel berkeliaran di arena muktamar.

Bahkan para agen pemerintah menyusup masuk ke ruang-ruang sidang, memata-matai setiap pembicaraan para kiai.

Tentunya situasi politik itu, berbeda dengan sekarang. Munas di NTB kali ini, pembukaannya dihadiri oleh Presiden Jokowi, sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan hadir saat penutupan.

"Sekarang Alhamdulillah Bapak Presiden hadir di tengah-tengah kita. Nanti sebelum penutupan Bapak Wakil Presiden akan hadir menutup Munas ini," ujar Said.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas