Jokowi: Indonesia Harus Terdepan Dalam Pengelolaan Sawit
"Kita harus menjadi yang terdepan dalam pengelolaan. Ini yang kita lemah di sini,"
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Disela peresmian Program Peremajaan Sawit Rakyat di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam pengelolaan sawit.
"Kita harus menjadi yang terdepan dalam pengelolaan. Ini yang kita lemah di sini," ujar Presiden dalam keterangan tertulis Biro Pers Istana Kepresidenan, Senin (27/11/2017).
Baca: Aziz Syamsuddin Diperiksa KPK Jadi Saksi Meringankan Setya Novanto
Presiden Jokowi mengungkapkan selama ini Indonesia memang dikenal sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia hingga mendapat julukan emas hijau.
Baca: Didoakan Kadin Jadi Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto: Saya Optimis
"Memang tidak berlebihan saat kelapa sawit disebut emas hijau bagi negara kita Indonesia, sebab negara kita adalah negara produsen kelapa sawit yang terbesar di dunia, bukan di Asia atau Asia Tenggara tapi di dunia," tutur Presiden.
Sebab itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama dengan pemerintah mendukung berjalannya program PSR guna meningkatkan produktivitas kelapa sawit Tanah Air.
Baca: Ini Sebab Air Bag Fortuner yang Ditumpangi Setya Novanto Tidak Keluar Saat Tabrak Tiang Listrik
"Kita harus kerja keras bagaimana merawat, memelihara, dan meremajakan karena banyak kelapa sawit kita yang sudah tua-tua, tua renta, bahkan ada yang pikun juga sehingga produktivitasnya menurun, bisa separuh, sepertiganya dari swasta," kata Presiden.
Ia pun telah memerintahkan jajarannya untuk segera menjalankan program PSR agar kelapa sawit Indonesia bisa bersaing dan menjadi unggulan di dunia internasional.
Baca: Kepada KPK Wasekjen Partai Golkar Sampaikan Komunikasi dengan Setya Novanto Dalam 6 Bulan Terakhir
"Saya perintahkan ke Pak Menko Perekonomian, Pak Darmin Nasution untuk diremajakan semuanya, yang milik rakyat harus diremajakan kalau tidak kita bisa disalip negara lain," ucap Presiden.
Komitmen pemerintah Indonesia untuk memeratakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di seluruh Tanah Air.
Upaya tersebut diwujudkan salah satunya dengan meremajakan kebun sawit rakyat seluas 9.109,29 hektare yang mencakup sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Di antaranya Serdang Bedagai, Langkat, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Batubara, Simalungun, Labuhan Batu Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Deli Serdang, dan Tapanuli Tengah.
Meski demikian, jumlah tersebut dinilai Presiden masih sangatlah kurang. Mengingat PSR di Sumatra Utara sudah sangat mendesak karena dari total 470.000 hektare sawit perkebunan rakyat, seluas 350.000 hektare perlu diremajakan.
"Yang perlu diremajakan 350 ribu hektare gede sekali dan biayanya tidak sedikit. Tapi harus kita kerjakan kalau tidak kita hanya melihat kelapa sawit yang umur 25-30 tahun tidak produktif, harus diremajakan," ujar Presiden.
Sementara itu dari 4,6 juta hektare lahan pekebun kelapa sawit, diperkirakan sekitar 2,4 juta hektare memiliki produktivitas di bawah 2,5 Ton Crude Palm Oil (CPO)/hektare/tahun akibat umur tanaman kelapa sawit sudah lebih dari 25 tahun dan atau tidak menggunakan kualitas benih yang baik pada masa dahulu.