Pengamat: Saatnya Golkar Tegaskan Setya Novanto Tak Bisa Lagi Dipertahankan
Memang Munaslub adalah cara yang cepat dan sesuai konstitusi Golkar untuk mencari pemimpin baru partai, karena itu ia bisa menjadi solusi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Golkar harus segera mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah terus merosotnya elektabilitas partai hingga kini bisa disalip oleh Partai Gerindra berdasarkan survei nasional Poltracking Indonesia.
Hasil survei nasional Poltracking Indonesia menunjukan merosotnya elektabilitas Partai Golkar menjadi 10,9 persen.
Bahkan posisi Golkar disalip oleh Partai Gerindra yang mengantongi elektabilitas sebesar 13,6 persen.
Dijelaskan faktor yang menyebabkan suara Golkar turun adalah karena dinamika internalnya seiring dengan figur Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang terkena kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu berdampak pada elektabilitas Golkar meskipun partai tersebut bukan partai yang bergantung pada figur.
Baca: Kata JK, Elektabilitas Golkar Turun karena Imagenya Negatif
Menurut Pengamat politik dari Universitas Paramadina Djayadi Hanan, yang paling baik secara politik Golkar memberi pesan yang jelas kepada publik, terutama yang masih simpati dengan Golkar, bahwa Setya Novanto segera diganti.
"Saya kira, terlepas dari proses hukum yang sedang dijalaninya, Setya Novanto sudah menjadi beban bagi partai Golkar," ujar Peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (28/11/2017).
Karena itu, tegas dia, harus ada pesan yang jelas kepada publik bahwa Golkar sedang memproses penggantian Setya Novanto.
Memang Munaslub adalah cara yang cepat dan sesuai konstitusi Golkar untuk mencari pemimpin baru partai, karena itu ia bisa menjadi solusi.
Lebih lanjut menurutnya, harus juga ditegaskan bahwa adanya Plt Ketua Umum Golkar adalah langkah transisi sebelum diadakan Munaslub.
Hal ini tak lain supaya publik tidak beranggapan itu adalah cara Golkar mengulur waktu untuk tetap mempertahankan Setya Novanto.
"Sudah saatnya Golkar menegaskan bahwa Setya Novanto tidak bisa lagi dipertahankan Golkar," tegasnya.