Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berikut 5 Fenomena Alam yang Terjadi di Sekitar Gunung Agung

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut Gunung Agung masuk fase erupsi magmatik hingga Senin (27/11/2017).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Berikut 5 Fenomena Alam yang Terjadi di Sekitar Gunung Agung
TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA
Siswa Sekolah Dasar menyaksikan erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya setelah meletus pertama kalinya pada Selasa 21 Novemver 2017 lalu, sejak terakhir meletus pada tahun 1963 silam. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Gunung Agung di Bali terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut Gunung Agung masuk fase erupsi magmatik hingga Senin (27/11/2017).

Asap kelabu yang bercampur dengan abu vulkanik masih terus keluar dari bibir kawah, dan teramati membumbung hingga setinggi 3.000 meter dari atas kawah.

Baca: Letusan Besar Gunung Agung Diperkirakan Menunggu Hitungan Jam

Bahkan dinihari kemarin sudah mengeluarkan lahar dingin, dan pada malam hari tim PVMBG mengamati lava sudah mulai menyembur dari dalam kawah Gunung Agung.

PVMBG pun sejak kemarin akhirnya meningkatkan status aktivitas vulkanik Gunung Agung dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas), level tertinggi aktivitas vulkanik kegunungapian.

Berkaitan dengan kenaikan status Gunung Agung, sejumlah hal terjadi di area sekitar gunung api tertinggi di Bali tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Berikut ulasan lengkapnya:

1. Giri Tohlangkir alami erupsi efusif

Gunung Agung atau dalam beberapa lontar disebutkan dengan nama Giri (Gunung) Tohlangkir kembali berstatus Awas per tanggal 27 November 2017 pukul 06.00 WITA.

"Tingkat erupsi Gunung Agung mulai meningkat dari freatik jadi magmatik pada tanggal 25 November pukul 23.00 Wita lalu, dan hingga saat ini erupsi magmatik terus terjadi. Bahkan, semalam tadi erupsi efusif menerus berlangsung, disertai dengan suara dentuman dan ini mengindikasikan potensi letusan lebih besar mungkin terjadi di kemudian hari," jelas Kepala Bidang Mitigasi I Gede Suantika, Senin (27/11/2017).

Erupsi efusif ini dicirikan oleh pengeluaran lava menuju ke permukaan bumi yang terkadang disertai dengan terjadinya letusan eksplosif yang kecil.


Erupsi efusif tidak memunculkan ledakan atau ledakan hanya terjadi sesekali saja berupa lelehan magma.

2. Musim hujan tiba ancaman banjir lahar dingin kian besar

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas