JK Dukung Airlangga Hartarto, Itu Pilihan yang Rasional
Ujang menilai wajar apabila JK pada akhirnya akan mendukung Airlangga menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke depannya.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) diketahui menyampaikan komentar positifnya terhadap Airlangga Hartarto, salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin memberi tanggapannya.
Ujang mengatakan bahwa jika JK mendukung Airlangga maka itu adalah sebuah pilihan yang rasional.
"Itu pilihan yang rasional dan untuk kebaikan Golkar. Saya pikir itu yang menjadi pemikiran dari Pak JK," ujar Ujang, melalui pesan singkat, Rabu (29/11/2017).
Ujang menilai wajar apabila JK pada akhirnya akan mendukung Airlangga menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke depannya.
Airlangga, kata Ujang, dinilai memiliki resiko paling kecil terkena kasus hukum.
"Lantaran tidak pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan, dan Kepolisian, itu diyakini JK menjadi nilai tambah tersendiri bagi Airlangga," ujar Ujang.
Baca: 4 Bulan Terakhir KPK Sudah 10 Kali OTT, Teranyar 10 Orang di Jambi, Ini Daftarnya
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta ini pun menyampaikan bahwa Airlangga memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh Golkar.
"Airlangga itu kaya, santai, cerdas, muda, dan kecil resiko kena kasus hukum. Ia merupakan pengganti Novanto yang tepat untuk Golkar," katanya.
Menurut Ujang, sekiranya ada dua syarat tidak tertulis untuk jadi Ketua Umun Golkar, yakni uang dan restu dari pihak Istana.
Menteri Perindustrian itu, kata Ujang, sudah memenuhi kriteria pertama. Ujang mengatakan memang sejak dulu untuk menjadi Ketum Golkar diharuskan orang kaya, karena ongkos politik di Golkar sangat besar.
Selain itu, Ujang mengungkap jika Airlangga head to head dengan Idrus Marham, ia yakin pihak Istana akan lebih mendukung Airlangga.
"Airlangga kan selama ini jadi menterinya Jokowi dan JK. Jadi lebih dekat dengan Jokowi dan JK, peluangnya lebih besar," katanya.