Pengamat Sayangkan Partai Sebesar Golkar Tidak Memiliki Manajemen Krisis
"Apa yang terjadi di Golkar menunjukkan Partai tersebut tidak memiliki manajemen krisis yang canggih,"
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Puspol Indonesia, Ubedillah Badrun mengatakan, konflik yang sering terjadi di internal Golkar menunjukkan bahwa partai tersebut tidak memiliki manajemen krisis yang baik.
Pasalnya, konflik yang terjadi di Golkar seperti dualisme kepengurusan hingga saat ini Ketua Umum tersangkut persoalan hukum selalu menyita perhatian publik nasional.
Baca: Tujuan Munaslub Golkar Harus Jelas, Jangan Hanya Ingin Depak Setya Novanto Saja
"Apa yang terjadi di Golkar menunjukkan Partai tersebut tidak memiliki manajemen krisis yang canggih," kata Ubedillah dalam sebuah diskusi di kawasan Mampang, Jakarta, Jumat (1/12/2017).
Masih teringat di publik ketika dualisme kepengurusan Golkar dimana saat itu partai dipimpin oleh Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Baca: Menteri Pariwisata Sarankan Kerja Koperasi Pakai Cara Korporasi
Dinamika dualisme kepengurusan itu berlangsung cukup lama dimana satu sama lain saling mengajukan gugatan hukum.
"Mulai dari dualisme lalu sampai e-KTP membuktikan betapa lambannya partai sebesar Golkar menangani permasalahan," tuturnya.
Baca: Delay Berkepanjangan, Penumpang Garuda Di Bandara Soekarno-Hatta Terlantar Tak Diberi Makanan
Menurutnya, partai sebesar Golkar ke depan harus mampu menyediakan manajemen krisis yang baik agar konflik yang menerpa dapat diatasi dengan cepat.
Cepatnya penanganan konflik tentu tidak akan berdampak pada kegaduhan di dalam negeri.