Panglima TNI dan Mendikbud Setujui Program Tentara Masuk Sekolah Dilanjutkan
Program TNI masuk sekolah yang merupakan kerjasama antara Mabes TNI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) dilanjutkan.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program TNI masuk sekolah yang merupakan kerjasama antara Mabes TNI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) dilanjutkan.
Hal tersebut disepakati melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Panglima TNI. Jenderal TNI.
Gatot Nurmantyo dengan Mendikbud, Muhadjir Effendy, di Mabes TNI, Jakarta Timur, Senin (4/12/2017).
Muhadjir Eddendy usai penandatanganan, kepada wartawan menyebut bahwa program tersebut sejatinya sudah berlangsung lama.
Di pelosok-pelosok Indonesia di mana akses pendidikan masih terbatas, prajurit TNI hadir untuk mengisi posisi tersebut.
Penandatanganan nota kesepahaman hari ini, dilakukan antara lain untuk memperbaiki program tersebut.
"Sebenarnya kerja sama Kemendikbud dan TNI sudah terjalin lama, dan sudah sangat bagus, dan ini untuk meningkatkan peta evaluasi kerjasama selama ini, kemudian kita buat penyempurnaan," katanya.
Salah satu program unggulan Kemendikbud yang bisa dibantu oleh TNI, adalah Program Ppnguatan dan Peningkatan Karakter (PPK) yang berlandaskan nasionalisme, bela negara dan tanah air.
Tidak hanya itu, prajurit TNI juga bisa dimintai tolong pihak sekolah, untuk mengajar kegiatan ekstrakulikuler.
"Karena kita tahu setiap desa ada aparat babinsa, dan tiap kecamatan ada koramil, ada personel yang bisa kita bikin tentara masuk sekolah, prajurit masuk sekolah, melatih kegiatan sekolah, termasuk ekstrakulikuler," katanya.
Baca: Banjir, Musibah Terbesar Sepanjang Tahun 2017 di Sultan Daulat
"Misalnya baris berbaris, paskibraka dan seterusnya, karena itu kita sampaikan pada sekolah, jika gurunya tidak ada yang pandai baris berbaris, gurunya cukup mengajak babinsa yang di sekitarnya untuk melatih," ujarnya.
Setiap prajurit yang akan terlibat program tersebut menurut Mendikbud akan diberi pendidikan khusus sebelumnya, mulai dari pendidikan untuk menyampaikan materi kepada siswa, termasuk pendidikan mengenai bagaimana menangani siswa.
Panglima TNI dalam kesempatan yang sama, menyebut saat ini sudah ada sekitar 2000 prajurit TNI yang berpartisipasi dalam program tersebut.
Jika ternyata Kemendikbud membutuhkan lebih, pihaknya siap untuk menambah jumlah personil.
"Tergantung kebutuhan, saya katakan tadi kan tempat-tempat terpencil, terdepan, terluar, jadi tempat-tempat ini yang kosong ini nanti akan diisi, saya belum tahu jumlahnya, nanti wilayah-wilayah nanti yang menyampaikan," katanya.