Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejabat Ini Buang Kartu ATM Berisi Ratusan Juta Karena Takut

Sebelum membuangnya, Otto terlebih dahulu menikmati isi ATM itu. Dari total uang Rp 800 juta, dia telah menghabiskan Rp 200 juta.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pejabat Ini Buang Kartu ATM Berisi Ratusan Juta Karena Takut
Eri Komar Sinaga/Tribunnews.com
Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V Pulang Pisau Kalimantan Tengah Otto Patriawan mengakui membuang kartu ATM Mandiri berisi uang yang dia terima dari terdakwa Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan.

Kartu ATM berisi uang ratusan juta itu dia buang karena khawatir saat mengetahui operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melibatkan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Antonius Tonny Budiono.

“Saya takut aja makanya waktu dengar ada OTT baru saya buang,” kata Otto saat memberikan kesaksian untuk terdakwa Adi Putra di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Sebelum membuangnya, Otto terlebih dahulu menikmati isi ATM itu. Dari total uang Rp 800 juta, dia telah menghabiskan Rp 200 juta.

Baca: Masekal Hadi Diharapkan Tetap Lanjutkan Agenda Reformasi TNI

Dia mengaku menggunakan uang itu untuk keperluan operasional pekerjaannya.

Menurut dia, kartu ATM berisi uang itu dia terima dari Adi Putra setelah tanda tangan kontrak pengerjaan pengerukan pelabuhan pada 2016.

BERITA REKOMENDASI

Selain dia gunakan sendiri, dia juga meminjamkan ATM itu kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Kemenhub di Pulang Pisau Sapril Ginting. Ginting menggunakannya sebesar Rp 150 juta.

Otto mengatakan dirinya telah mengembalikan uang Rp 200 juta yang sempat dia gunakan ke negara melalui rekening KPK.

"Tapi sudah saya kembalikan (ke KPK)," kata dia.

Adi Putra sebelumnya didakwa menyuap mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antonius Tonny Budiono sebesar Rp2,3 miliar.

Suap itu diberikan terkait pengerjaan pengerukan empat pelabuhan di sejumlah daerah.


Adapun empat pelabuhan yang diterbitkan Surat Izin Kerja Keruk (SIKK) oleh Tonny yakni pengerukan alur pelayaran pelabuhan Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Pelabuhan Samarinda, pengerukan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pengerukan di Bontang Kalimantan Timur, dan pengerukan di Lontar Banten.

Adi Putra sebelumnya menggunakan namam palsunya yakni Joko Prabowo dan digunakan untuk membuka rekening yang berjumlah 21 buah di rekening Bank Mandiri Cabang Pekalongan Alun Alun. Puluhan rekening itu dia buka dalam kurun waktu 2015-2016.

Rekening yang sekaligus dibuatkan ATM tersebut kemudian dia bagi-bagi kepada anggota LSM, wartawan, preman yang ada di proyek lapangan, rekan wanita dan beberapa pejabat di Kementerian Perhubungan. ATM atas nama Joko Prabowo itu lah yang kemudian dia berikan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas