Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menakar Peluang Jenderal Gatot Terjun di Politik Setelah Pensiun dari TNI

‎‎‎Peluang Gatot Nurmantyo ‎berkarir di dunia politik setelah tak menjabat sebagai Panglima TNI tidak terbuka begitu saja.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Menakar Peluang Jenderal Gatot Terjun di Politik Setelah Pensiun dari TNI
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama ribuan jamaah Majelis Rasulullah menghadiri Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah/2017 Masehi, di Pelataran Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2017). Panglima TNI dalam pidatonya mengatakan Rasulullah SAW selalu memberikan contoh tauladan, melakukan kasih sayang dan rahmat kepada sesama umat begitu pula terhadap musuh-musuhnya. Kalau kita benar-benar mencintai Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam, maka kita harus meneladaninya dimana dan kapanpun. (PUSPEN TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎‎‎Peluang Gatot Nurmantyo ‎berkarir di dunia politik setelah tak menjabat
sebagai Panglima TNI tidak terbuka begitu saja.

Pasalnya, hingga saat ini belum ada satupun partai politik yang akan meminang Gatot.

Demikian dikatakan Peneliti senior CSIS, J Kristiadi.

Menurut Kristiadi, Gatot populer saat menjabat sebagai Panglima TNI.

Baca: Gatot Nurmantyo: Jika Negara Memanggil, Saya Pasti Siap

Namun, hal itu belum tentu sama setelah Jenderal Bintang Empat itu memasuki masa pensiun.

Sebab, parpol tentu akan menimbang Gatot ‎setelah tak memiliki jabatan sebagai Panglima TNI.

BERITA REKOMENDASI

"Dia (Gatot) populer karena menjadi Panglima. Tapi setelah bukan Panglima pasti ada yang mempertanyakan siapa dia?" tanya Kristiadi di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (7/12/2017).

Baca: Beredar Surat Setya Novanto untuk Presiden Jokowi, Ini Respon KPK

‎Menurut Kristiadi, partai politik tentu akan mendahulukan kadernya sendiri untuk dijadikan pemimpin dalam setiap konstestasi pesta demokrasi.

Karena apabila parpol mengangkat orang luar yang bukan kader maka akan menimbulkan polemik di internal.

"‎Partai akan memikirkan kadernya sendiri. Kalau angkat seseorang yang menjadi (calon pemimpi) akan kontroversi. Dan itu akan menjadi pertanyaan," tuturnya.


Namun, jika ada parpol secara terang-terangan menawari Gatot masuk bagian dari partai maka peluang berkarir di politik akan berbeda.

"Tapi kemungkinan ada (parpol) yang menawari, bisa saja terjadi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas