Pernyataan Donald Trump Soal Yerusalem Picu Permasalahan Baru di Timur Tengah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu permasalahan baru di kawasan Timur Tengah.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu permasalahan baru di kawasan Timur Tengah.
Hal tersebut terkait pernyataannya soal Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel.
Direktur Said Aqil Siradj (SAS) Institute, M. Imdadun Rahmat, mengatakan sebagai negara adidaya, Amerika Serikat seharusnya membantu mewujudkan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Baca: Trump Rayakan Hanukkah Usai Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel
Bukan membuat masalah baru setelah mendukung Israel.
Menurut dia, Trump telah melanggar kesepakatan Negara-Negara Arab dan Israel terkait penyelesaian konflik di Palestina.
Dia menegaskan, sikap Trump itu berbahaya karena bertentangan dengan kesepakatan antara negara Arab dan Israel terkait penyelesaian konflik di Palestina.
Baca: Tolak Yerusalem Ibukota Israel, Indonesia Harus Maksimalkan Diplomasi
"Pilihan itu keliru, tidak tepat di tengah situasi konflik. Harusnya Amerika Serikat sebagai negara penting di penyelesaian konflik Timur Tengah mengambil jalan positif perdamaian. Jangan ditambah problem baru memperkeruh suasana di Palestina," tuturnya, Jumat (8/12/2017).
Dia menjelaskan, beberapa resolusi dari Dewan Keamanan PBB mengharuskan pemerintah Israel menghormati keputusan wilayah Palestina harus ditinggalkan Israel pada batas sebelum perang 1967.
Baca: Berbagai Kecaman Pemimpin Dunia Soal Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Batas itu antara lain keseluruhan wilayah Tepi Barat dan jalur Gaza di dalam Yerusalem Timur.
Rencana mengokupasi Yerusalem Timur, kata dia, merusak baseline yang sudah tercapai.
Masalah memperburuk situasi dimana sebelum wacana ini muncul ada persoalan potensi memunculkan kekerasan yaitu pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, blokade dan serangan udara Israel.
Baca: Duta Besar AS Akui Sudah Konsultasi dengan Indonesia Sebelum Trump Akui Yerusalem
Sehingga, dia melanjutkan, dunia internasional mengecam pernyataan Trump sebagai tindakan mengecam ditambah gagasan mengokupasi Yerusalem Timur.
Sebab, berbahaya bagi masa depan perdamaian yang mengarah pada hidup bersama secara damai Israel dan Palestina.
"Menyetujui okupasi Yeruselem Timur itu buruk dan berdampak bagi masa depan perdamaian. Menambah problem yang sudah karut di Timur Tengah," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.