Tolak Yerusalem Ibukota Israel, Indonesia Harus Maksimalkan Diplomasi
Namun menurut Muslim, pemerintah Indonesia jangan berhenti hanya pada menyatakan kecamannya saja.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PAN, Muslim Ayub, menegaskan klaim sepihak Presiden AS Donald Trum yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel tidak bisa dibenarkan.
Keputusan tersebut bukan solusi bagi perdamaian dua negara. Tetapi menjadikan konflik semakin meningkat.
Pemerintah Indonesia dengan muslim terbesar di dunia harus berperan lebih aktif, dengan mendorong adanya tindakan politik dari organisasi internasional untuk menolak sikap Amerika tersebut.
Baca: Tangan Terbuka Partai Politik untuk Gatot Nurmantyo
“Sikap pemerintah AS ini menggagalkan seluruh upaya perdamaian dan menyulut konflik semakin besar. Pernyataan Donald Trump telah mengganggu stabilitas keamanan dunia. Status Yerusalem sudah lama menjadi pusat perhatian masyarakat internasional dan ini menjadi salah satu penyebab terus berkobarnya perang di sana” ujar Muslim dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2017).
Muslim Ayub mendukung sikap pemerintah Indonesia yang mengecam keputusan pemerintah AS sekaligus menyatakan dengan tegas bahwa bangsa Indonesia tetap berada bersama Palestina.
Namun menurut Muslim, pemerintah Indonesia jangan berhenti hanya pada menyatakan kecamannya saja.
Baca: Jenderal Gatot Nurmantyo Ungkap Tantangan Panglima TNI Baru
Harus ada upaya dan langkah kongkrit untuk mengkoreksi sikap pemerintah negara Paman Sam itu.
Apalagi, tambahnya, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, berkepentingan untuk menyatakan dukungannya secara nyata dan terus menerus kepada Palestina dan Yerusalem.
“Pemerintah harus menggunakan seluruh pengaruhnya di dunia internasional untuk menolak sikap permusuhan yang disampaikan Donald Trump tersebut. Dan harus dilakukan dengan gerak cepat. Bisa lewat forum OKI misalnya. Bahkan lewat organisasi regional seperti ASEAN juga harus digunakan. Kemerdekaan Palestina seutuhnya harus menjadi fokus diplomasi internasional yang harus dimainkan Indonesia. Saya kira dengan pengalamana dan pengaruhnya kita mampu melakukan itu," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Sangat memungkinkan, tambah Muslim, Indonesia tampil memimpin penolakan terhadap sikap Amerika tersebut.
Dengan segala kelebihan yang dimilki bangsa ini, Muslim meyakini suara Indonesia sangat didengar di dunia Internasional.
“Ini saatnya memberikan dukungan yang lebih nyata bagi perdamaian di Timur Tengah. Bagi kemerdekaan Palestina dengan seluruh wilayahnya, termasuk Kota Yerusalem”
Pengakuan sepihak yang dilakukan pemerintah Amerika tersebut, jika tidak ditolak dengan sungguh-sungguh berdampak sangat serius bagi stabilitas negara-negara kawasan Timur Tengah.
Negara-negara tersebut akan terus dilanda perang yang tidak tahu kapan berakhir.
Kebijakan Donald Trump itu merupakan provokasi nyata.
“Amerika tidak mendingkan apalagi menyelesaikan konflik. Justeru mengobarkan api peperangan yang berdampak global”.