Rumah Zakat Targetkan 1.230 Desa Berdaya di Tahun 2018
Kebahagiaan penduduk menjadi salah satu indikator dalam menilai keberhasilan upaya membangun masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Kebahagiaan penduduk menjadi salah satu indikator dalam menilai keberhasilan upaya membangun masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera bagi sebuah Negara. Dalam rilis World Happiness Report 2017 yang menilai aspek ekonomi, sosial, kesehatan, dan faktor lainya, kali ini Indonesia berada posisi ke-81 dari 157 Negara.
Peran serta segenap komponen masyarakat terlebih lembaga sosial dalam menggerakkan masyarakat untuk menguatkan nilai kebersamaan menjadi semakin penting. Karena budaya kolektif terbukti efektif di Indonesia sebagai cara untuk menanggulangi berbagai permasalahan sosial.
Oleh karena itu Rumah Zakat terus berupaya meluaskan kontribusinya melalu berbagai program dan inisiatif sosial kemanusiaan. Desa Berdaya menjadi upaya Rumah Zakat untuk mengangkat potensi lokal melalui pembinaan komunitas yang terpadu, oleh fasilitator di masing-masing desa (Relawan Inspirasi). Kini terdapat 1.056 Desa Berdaya yang dibina Rumah Zakat di 129 kota/kabupaten. Rumah Zakat mentargetkan 1.230 Desa Berdaya terbina sepanjang 2018, dan 5.323 Desa Berdaya di tahun 2023.
Inisiatif kolektif kebaikan pun diinisiasi Rumah Zakat dengan meluncurkan 'Wakaf 1.000 hektar untuk Lahan Pertanian' berbasia Desa Berdaya. Program ini bertujuan untuk membebaskan lahan untuk difungsikan menjadi lahan produktif yang dapat diberdayakan untuk ketahanan pangan di masyarakat lokal.
"Gerakan ini kami harapkan dapat menguatkan peranan Desa sebagai kunci keberhasilan Indonesia di masa mendatang. Terutama saat mengalami bonus demografi yang akan dimulai sejak 2020. Keberdayaan Desa akan menekan tingkat urbanisasi, karena lapangan pekerjaan dan janji kebahagiaan bisa diwujudkan tanpa harus berpayah meninggalkan desa menuju kota," ujar Nur Efendi, CEO Rumah Zakat.
Dengan dukungan teknologi yang semakin terbuka, budaya kebaikan kolektof pun difasilitasi oleh Rumah Zakat dengan terus menguatkan platform crowdfunding www.sharinghappiness.org. "Kami memasuki fase development tahap 3 sejak kami launching di tahun 2016. Komitmennya adalah bahwa platform SharingHappiness ini harus lebih user friendly, lebih cepat, dan tentu saja lebih memudahkan siapa pun untuk berbagi," jelas Nur.
Rumah Zakat pun berupaya melangkah lebih jauh dalam menghadirkan kemudahan berdonasi, terutama bagi masyarakat yang berada di daerah yang belum terjangkau Kantor Layanan. Mengadopsi Layanan Laku Pandai yang lebih dahulu di terapkan Perbankan; melalui Laku Pandai Zakat, masyarakat tidak hanya bisa berdonasi kepada Rumah Zakat melainkan juga mendapatkan kemudahan terlibat lebih banyak dalam Berbagi Bahagia untuk Indonesia.
I'm Sharing & I'm Happy
"Sebagai perwujudan rasa terima kasih yang mendalam atas kepercayaan dan dukungan masyarakat Indonesia, kami menggelar event “Rumah Zakat Sharing Event” sebagai puncak dari rangkaian kegiatan Berbagi Bahagia di sepanjang 2017," jelas Nur.
Bersama dengan Adrian Maulana (Senior VP Schroders Indonesia), Rumah Zakat berupaya memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan yang kini makin diminati masyarakat. Sedangkan Intan Fauzia (CEO Vanilla Hijab) yang adalah donatur Rumah Zakat, menjadi bagian penguatan bahwa berbagi bisa menjadi bagian gaya hidup. Kedua tokoh ini menjadi bagian Rumah Zakat untuk mengkampanyekan "I'm Sharing & I'm Happy". "Semangatnya adalah bahwa semakin banyak Anda berbagi, semakin banyak kebahagiaan yang bisa diwujudkan. Orang yang membutuhkan di sekitar kita, keluarga, bahkan bangsa Indonesia. Dan yang juga penting, adalah kebahagiaan diri pribadi," pungkas Nur Efendi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.