Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Munaslub Golkar Diklaim Bebas Praktik Politik Uang dan Jual Beli Suara

Munaslub yang didorong karena adanya desakan perubahan dan pembaharuan dalam tubuh Golkar,

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
zoom-in Munaslub Golkar Diklaim Bebas Praktik Politik Uang dan Jual Beli Suara
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto (kiri) memberikan salam kepada Presiden Joko Widodo (keempat kanan) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan), Presiden ketiga RI BJ Habibie (kedua kanan), Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (kelima kanan) dan Ketua Harian Partai Golkar Hurdin Halid (kanan) hadir saat Pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Jakarta, Senin (18/12/2017). Munaslub Partai Golkar kali ini beragendakan menetapkan Airlangga Hartanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar serta menegaskan dukungan Partai Golkar kepada Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pihak yang menggantungkan harapan dalam Munaslub Partai Golkar yang ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis (21/12) malam.

Munaslub yang didorong karena adanya desakan perubahan dan pembaharuan dalam tubuh Golkar, pun melahirkan optimisme baru bagi kebangkitan Golkar.

Fungsionaris Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menjelaskan, setidaknya ada enam indikator sekaligus ujian yang harus dilewati Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto satu bulan ke depan.

Indikator pertama ada dalam figur kepemimpinan Airlangga sebagai Ketua Umum.

"Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas keberaniannya memilih diksi 'Golkar Bersih' dalam slogan kampanyenya dan tema Munaslub di mana Airlangga sebagai penanggung jawabnya," kata Doli lewat pesan singkat yang diterima, Jumat (22/12/2017).

Menurutnya, meskipun tidak sedikit yang menentangnya dan berusaha menggeser dengan tema yang lain, tapi Airlangga tetap bersikukuh dan konsisten dengan diksi itu.

"Dengan begitu maknanya adalah bahwa Airlangga memang adalah figur yang bersih, tidak punya potensi masalah hukum, dan bebas dari isu korupsi. Selain dirinya bersih, kita juga memaknai bahwa Airlangga pun sudah terbiasa dan juga punya visi serta keinginan untuk membangun lingkungan yang dipimpinnya juga bersih," katanya.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu dirinya mengajak untuk mendukung dan mendorong agar karakter dan visi Airlangga dapat menjadi karakter dan visi institusi partai.

Indikator kedua adalah Munaslub telah berlangsung.

"Saya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh stake holder yang hadir bahwa kita semua telah mampu dan ternyata bisa melaksanakan Munaslub yang sama sekali 'clean and clear', bersih dan bebas dari praktik money politics dan transaksi jual beli suara," katanya.

Dirinya mengakui, perjalanan proses pemilihannya memang tidak sedinamis Munas/Munaslub sebelum-sebelumnya.

"Mungkin dalam situasi dan kondisi Golkar saat ini, proses itulah yang terbaik untuk memulai penataan kembali Partai Golkar," katanya.

Indikator pertama dan kedua di atas yang sudah terlampaui itu adalah modal yang cukup kuat untuk mengawali menuju Golkar Bersih.

"Indikator ketiga adalah sejauh mana Airlangga memiliki kemauan keras, konsistensi, dan dukungan kuat dari semua stake holder untuk mampu menyusun kepengurusan yang sama sekali harus berwajah baru dan kontras dengan yang lama," kata Doli.

Menurutnya, mandat penuh yang diberikan oleh Munaslub kepada Airlangga merupakan modal kekuatan yang cukup untuk melakukan perubahan dan pembaharuan.

"Figur bermasalah atau berpotensi masalah hukum, figur pro isu korupsi, figur anti perubahan, dan figur kontroversial penghambat pembaharuan harus dapat diganti dengan figur-figur yang fresh, bersih, anti korupsi, pro perubahan, muda, dan pendorong pembaharuan," katanya.

Indikator keempat adalah apakah pada rapat pertama kepengurusan yang baru nanti DPP mengambil kebijakan akan menarik semua kadernya dan mendorong pembubaran Pansus Hak Angket KPK.

"Sekedar informasi, pada satu kesempatan, saya mendengarkan langsung bahwa Airlangga juga punya rencana untuk itu. Jadi sesungguhnya tinggal menunggu ada kesepakatan kolektif formal institusi saja," katanya.

Hal itu juga adalah bentuk konkret dari manifestasi salah satu keputusan rekomendasi Munaslub kemarin yang menegaskan bahwa Golkar harus ikut memperkuat KPK dan gerakan pemberantasan korupsi.

Indikator kelima adalah siapa sosok yang akan ditempatkan Golkar menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.

"Tentu figur yang akan ditempatkan itu adalah figur yang harus dikenal sebagai figur yang bersih, tidak punya track record berpotensi masalah hukum serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi," kata Doli.

Indikator keenam adalah pada saat Golkar mengahadapi tahap akhir penetapan calon-calon Kepala Daerah awal Januari nanti.

"Golkar bersama partai politik lain akan masuk pada tahap finalisasi penentuan calon yang akan diusung. Kita berharap tidak ada lagi isu kontroversial tentang adanya mahar politik atau surat penetapan yang bernilai tinggi dari calon-calon yang diusung. Yang harus dikedepankan adalah bagaimana event pilkada itu harus menjadi wahana munculnya kader-kader terbaik Golkar menjadi tokoh publik sekaligus juga menjadi konsolidasi warming up kekuatan mesin partai menuju pileg dan pilpres," katanya.

Dirinya mengaku yakin, jika Golkar mampu melewati empat ujian itu, meneruskan dua ujian yang sudah dilampaui sebelumnya, maka Golkar akan memiliki indikasi sangat kuat dapat mewujudkan Golkar Bersih.

"Keberhasilan enam indikator itu akan memudahkan Golkar untuk 'take off' menuju Golkar Baru, Gokar Bersih, dan Golkar Bangkit, memenangkan hati rakyat serta pemilu 2019," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas